Mohon tunggu...
Bude Binda
Bude Binda Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Langkah kecil kita mengubah dunia. Berpuisi di Http://jendelakatatiti.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Piknik ke Pantai Teluk Penyu dan Widara Payung Cilacap

23 Desember 2010   16:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:27 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya mendekati laut yang gelombangnya berdebur lebih keras, seperti menantang pelaut untuk mengarunginya. Di kejauhan nampak beberapa perahu nelayan sedang mencari ikan. Pasirnya halus, apnati banyak dikunjungi wisatawan, sayang pantainya kotor Banyak sampah bertebaran, padahal banyak tempat sampah dari ban bekas yang tersedia.

Setelah lelah berkeliling memotret, saya beli lotis yang harganya tiga ribu rupiah, sempat ngobrol dengan penjual lotis /rujak yang bernama Riwin. Katanya penghasilannya tak tentu, kalau  sednag ramai pengunjung ya lumayan. Rumahnya dekat pantai dan tidak punya sawah, hingga mengandalkan jualan  rujak kelilingnya untuk nafkah keluarga.

Saya kembali ke bangku yang sudah disewa Bu Sri, ngobrol dengan penjual asongan tentang tsunami, mereka bilang saat tsunami banyak yang meninggal dan dibuatkan monumen tsunami. Rupanya Bu Sri penasaran dan mengajak saya untuk melihat monumen tsunami. Kami pun berjalan ke monumen itu, saya merinding membaca nama-nama korban yang tertulis di dinding monumen, di sama disebutkan jumlah total yang meninggal ada 157 orang. Tsunami terjadi tanggal 26 Mei 2006, bersamaan dengan gempa Yogya dan tsunami di Pangandaran. Semoga bencana itu tak terulang. Beberapa poster tentang cara menghindari atau menyelamatkan diri saat tsunami dan peringatan akan bahaya tsunami juga saya lihat di pantai.

Lihat arloji ternyata telah menunjukkan pukul 4 sore, saya pun cari mushola dan sholat Ashar. Sayang

musholanya kecil, sangat mungil hanya muat 3 orang.

Pukul 5 saat kami sudha merasa puas menikmati keindahan pantai, menghirup udaranya yang sejuk , menginjak pasirnya uyang halus, kami pun pulang. Sekali lagi kami bersiap mendorong bus, lagi-lagi saya disuruh motret perempuan-perempuan perkasa yang mendoorng bus dengan Mas Warjo, Mas tuwarno, dan mas kernet yang lupa tak tanya namanya serta dibantu dua pria baik hati mau iktu menolong mendorong busa yang lumayan alot didorong karena tempat parkirnya di atas pasir.

Hup ..satu dua tiga dorong....akhirnya mesin mau juga berbunyi, legalah hati. Perjalanan pulang pun dimulai.

Sepanjang jalan di kanan kiri sawah luas terbentang. Jalan pulangnya ternyata mengambil jalur yang berbeda, memang lebih dekat namun banyak yang berlubang. Rupanya Cialcap kabupaten terkaya di eks karesidenan Banyumas ini juga nggak beda jauh dari Banjarnegara dalam hal kerusakan jalan.

Begitulah piknik ke pantai yang berkesan. Kami sampai ke Banjarnegara, kembali turun di alun-alun dekat masjid An Nur pukul tujuh malam. Alhamdulillah suami saya sudah menjemput , mobilnya terparkir di depan BRI selatan alun-alun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun