Mohon tunggu...
Jenda Ras br Ginting
Jenda Ras br Ginting Mohon Tunggu... -

Petani - Kuta tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Curahan Hati dari Pengungsi Sinabung untuk Sang Presiden

22 Januari 2014   11:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Ini Untuk Bapak Presiden

Bapak Presiden yg baik hati.

Nama saya Jenda Ras Ginting. Petani di dusun Kuta Tengah. Saya beranikan diri untuk tulis surat ini pada Bapak. Saya yakin Bapak pasti baca surat ini. Saya masih ingat hari itu, saat Sinabung meletus pertama kali. Kami satu kampung takut sekali. Tapi kami masih punya harap, itu hanya terjadi sekali. Tapi bukan semakin baik, justru letusan makin menjadi. Abu-abu terbang menutup kebun kami. Abu-abu jahat itu menutup jalan  kampung kami, sekolah anak-anak kami, rumah kami.  Juga hati kami.

Bapak Presiden yang baik hati,

Saya tinggalkan rumah begitu saja beserta anak-anak. Berduyun bersama orang kampung Kuta Tengah. Tinggalkan semuanya, Bapak. Tinggalkan rumah yang sudah kami tinggali puluhan tahun, tinggalkan kenangan indah kami. Tempat saya dan anak-anak saya berteduh Bapak. Tempat mereka bermain, tempat kami berkumpul susah atau senang. Rumah kami kini jadi rumah abu jahat itu. Sedih sekali rasanya hati ini. Kami bersama warga kampung diminta kepala dusun untuk pindah ke pengungsian. Kami ikut, kami turut. Kami tahu hanya itu pilihan kami saat ini.

Bapak Presiden yang baik hati,

Di pengungsian saya dan anak-anak tidur bersama-sama warga kampung. Saya terima kasih pada bpak-bapak petugas begitu baik. Ada Bapak tentara, Bapak PMI, Bapak BNPB. Saya tahu mereka juga sedang susah, tapi mereka rela bantu kami. Mereka bilang, Bapak Presiden yang suruh mereka bantu kami. Mereka benar-benar bantu kami di sana Bapak, menghibur anak-anak kami, kasih kami makan dan minum, beri kami obat kalau kami sakit dan bersihkan abu jahat itu dari jalan-jalan kampung kami.

Bapak Presiden yang saya hormati,

Hari Sabtu lalu, kiriman Bapak sudah kami terima. Terima kasih Bapak, Terima kasih. Bapak begitu peduli. Walau Bapak jauh di sana.. Saya dengar dari bapak-bapak petugas, Bapak Presiden mau datang kunjungi kami. Semoga saya dan anak-anak bisa bertemu Bapak. Untuk ucapkan lansung terima kasih ini. Semoga Tuhan balas budi baik Bapak Presiden. Salam kami dari tanah karo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun