Mohon tunggu...
Jenar Surya Pradipta
Jenar Surya Pradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hybrid Engineering, Solusi Inovatif Mengatasi Abrasi dan Land Subsidence di Pantai Timbulsloko

15 Oktober 2024   15:39 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Timbulsloko, garis pantai telah hilang antara 200 -- 900 meter antara tahun 2003 -- 2012. Di daerah ini, tambak telah hilang, pemukiman penduduk tergenang air laut dan insfrastruktur penting rusak parah. Hybrid Engineering  memiliki struktur yang terbuat dari kayu dan ranting-ranting yang didesain khusus oleh engineer Belanda. 

Hybrid Engineering  memungkinkan dilalui oleh air dan lumpur, mampu memecahkan namun tidak memantulkan gelombang, sehingga sedimen dapat terperangkap di dalamnya. Bangunan yang menganut sistem perakaran mangrove ini, dalam jangka panjang akan ditanami oleh mangrove, setelah sedimennya terkumpul. 

Hybrid Engineering memiliki struktur yang dirancang   permeable dengan kayu atau bambu secara perlahan tapi pasti mengembalikan tanah yang terabrasi.   

Rekayasa hybrid menggabungkan struktur permeable (pemecah gelombang sekaligus penangkap sedimen pasir) dan penanaman mangrove. Setelah proses erosi berhenti dan pantai mulai pulih, dilanjutkan dengan restorasi mangrove. 

Pada tahap ini bibit mangrove tidak hanyut terbawa arus. Mangrove berperan penting memecahkan gelombang dan menjaga pesisir dari abrasi dalam jangka panjang.

Metode yang digunakan dalam monitoring Hybrid Engineering adalah metode grid. Setiap grid memiliki luas 5 m 5 m. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung kedalaman perairan dengan menggunakan perahu, agar diketahui seberapa besar sedimen di dasar. 

Semakin dangkal perairan, maka sedimen akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, sehingga data bisa digunakan untuk memetakan sedimen untuk kemudian diolah menjadi penampang sedimen tiga dimensi. 

Prinsip penting yang perlu dipahami dalam implementasi struktur HE adalah struktur ini bukan berfungsi sebagai alat penahan ombak (APO), tetapi sebagai sediment trapping atau jebakan sedimen yang mereplikasi fungsi akar mangrove dalam kondisi ideal. Komponen dari struktur HE terdiri dari 2 pagar bambu yang dibangun sejajar dengan jarak 0.4 -- 1.0 meter. 

Pagar bambu dibangun dari susunan bambu yang dipancangkan di dasar laut sampai batas sedimen keras dengan jarak antar bambu ~0.25 m. Tergantung kriteria kestabilan struktur yang diinginkan, susunan bambu pancang bisa diperkuat dengan bambu pangikat yang dipasang melintang melewati 10 -- 20 batang bambu

Dalam proyek Hybrid Engineering ini, tim juga melibatkan masyarakat dalam rangka melakukan pengamatan dan perawatan. Masyarakat turut serta dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan konstruksi Hybrid Engineering, berikut dampaknya terhadap keberlangsungan hidup mereka, mulai dari segi perlindungan fisik HE, juga sosial dan ekonomi. 

Dengan adanya Hybrid Engineering di Timbulsloko, diharapkan akan timbul daratan baru, sebagai hasil dari akumulasi sedimen, sehingga daratan akan semakim menjorok ke laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun