Mohon tunggu...
Jenar Surya Pradipta
Jenar Surya Pradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hybrid Engineering, Solusi Inovatif Mengatasi Abrasi dan Land Subsidence di Pantai Timbulsloko

15 Oktober 2024   15:39 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kerusakan ekosistem pesisir di Pantai Timbulsloko memiliki dampak langsung terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Banyak penduduk yang kehilangan mata pencaharian akibat lahan tambak dan pertanian mereka rusak atau terendam air. 

Kondisi ini menyebabkan ketidakstabilan ekonomi di wilayah tersebut, dengan banyak keluarga yang terjebak dalam kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap sumber daya. Migrasi penduduk juga menjadi fenomena yang semakin umum di Pantai Timbulsloko. 

Banyak keluarga terpaksa pindah ke daerah yang lebih aman, sementara mereka yang tetap bertahan harus menghadapi ketidakpastian ekonomi dan ancaman banjir rob yang terus terjadi. Infrastruktur publik seperti sekolah, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan juga terdampak parah akibat kerusakan lingkungan ini.

Untuk mengatasi permasalahan abrasi tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang mampu bekerja bersama alam. 

Warga Desa Timbulsloko mulai membangun proyek Hybrid Enggineering (HE) di Desa Timbulsloko.  Hybrid Engineering (HE) merupakan konsep inovatif yang berusaha bekerja sama dengan alam untuk mengembalikan proses hilangnya sedimen, bukan melawannya. 

Rekayasa hybrid engineering (HE) adalah teknologi memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar dengan mengunakan bahan berupa batang dan ranting dari pohon yang disekitar lokasi. Batang dan ranting dipotong serta disusun membentuk suatu struktur pengendali abrasi dan gerusan. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari teknologi hybrid engineering untuk diterapkan pada bangunan groin, krib dan ambang dasar untuk mereduksi arus searah baik di pantai maupun di sungai yang menyebabkan abrasi dan gerusan serta digunakan sebagai ambang dasar untuk mengamankan pilar jembatan dari gerusan.

 Penerapan hybrid engineering sebagai breakwater dan perangkap sedimen pada daerah pantai telah memberikan hasil yang baik sehingga dapat dikembangkan pada bangunan groin, krib dan ambang dasar yang bersifat permeable.

Keunggulan Hybrid Engineering  ini adalah lebih mampu melindungi tanaman mangrove yang ada di belakangnya, mencegah abrasi sekaligus dapat menambah sedimentasi tanah. 

Hybrid Engineering  merupakan gabungan dari bambu yang disusun berderet kemudian diikat kuat dan diisi oleh kayu dan ranting-ranting kayu bekas bahan yang digunakan relatif murah dan mudah ditemukan sehingga sangat mungkin untuk diaplikasikan di berbagai daerah. 

Saat ini, banyak ditemukan pantai di Indonesia yang tererosi secara dramatis. Konversi hutan mangrove menjadi tambak ikan atau udang telah menyebabkan hilangnya fungsi perlindungan pesisir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun