Mohon tunggu...
Jenar Surya Pradipta
Jenar Surya Pradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Pantai, Dinamika dan Evolusi Lingkungan Pesisir

7 Oktober 2024   22:51 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:35 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Proses Pantai: Dinamika dan Evolusi Lingkungan Pesisir

Pendahuluan

Pantai adalah salah satu lingkungan paling dinamis di Bumi, yang terus-menerus dibentuk dan diubah oleh interaksi kompleks antara daratan dan lautan. Proses pantai mengacu pada serangkaian fenomena fisik, kimia, dan biologi yang terjadi di wilayah pesisir. Zona pantai mencakup wilayah mulai dari permukaan laut terendah hingga batas tertinggi pengaruh gelombang badai di daratan (Masselink & Hughes, 2003).

 Pemahaman mendalam mengenai proses pesisir sangat penting karena beberapa alasan.

  • Pengelolaan pesisir yang efektif
  • Pengurangan risiko bencana alam
  • Konservasi ekosistem pesisir
  • Perencanaan pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir

Artikel ini membahas proses pantai, termasuk faktor pendorong utama, mekanisme transportasi sedimen, morfologi pantai, dan dampak perubahan iklim terhadap dinamika pesisir

Pembahasan

  • Penggerak utama proses pantai
  • Gelombang, merupakan salah satu penggerak utama  proses pantai. Gelombang dihasilkan oleh angin yang bertiup di  permukaan laut,  mentransfer energi dari laut terbuka ke pantai. Karakteristik gelombang seperti tinggi, periode, dan arah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses erosi pantai dan pengendapan sedimen  (Komar, 1998). 

  • Saat gelombang mendekati pantai, gelombang tersebut termodifikasi oleh interaksinya dengan dasar laut. Proses pengerumunan menyebabkan gelombang menjadi lebih curam dan akhirnya pecah, sehingga melepaskan sejumlah besar energi. Energi ini  digunakan untuk memindahkan sedimen, membentuk arus sejajar pantai, dan mengubah morfologi pantai (Dean & Dalrymple, 2004).

  • Arus Laut, arus laut di wilayah pesisir berperan penting dalam mengangkut sedimen dan membentuk struktur pantai. 

  • Beberapa jenis arus laut yang penting bagi proses pesisir adalah:
  • Arus sejajar pantai (coast current), Arus yang terjadi bila gelombang mendekati pantai dengan sudut tertentu dan menggerakkan sedimen di sepanjang garis pantai.
  • Rip current, arus kuat yang mengalir dari pantai menuju laut dan berperan dalam mengangkut sedimen ke lepas pantai.
  • Arus Pasang Surut, arus yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari yang mempengaruhi pola sirkulasi permukaan laut dan pantai.

Interaksi antara berbagai jenis arus laut ini menghasilkan pola sirkulasi kompleks yang mempunyai dampak besar terhadap distribusi sedimen dan perkembangan garis pantai (Longuet-Higgins, 1970).

  • Angin, tidak hanya berperan dalam pembentukan gelombang, tetapi juga mempengaruhi proses pantai secara langsung. Angin kencang membawa pasir halus dan membentuk bukit pasir, yang merupakan bagian penting dari sistem pesisir. Bukit pasir bertindak sebagai cadangan sedimen alami dan memberikan perlindungan dari badai (Hesp, 2002). Selain itu, angin juga dapat mempengaruhi pola arus permukaan, yang pada gilirannya mempengaruhi pengangkutan sedimen dan nutrisi di perairan pesisir.
  • Aktivitas Manusia, meskipun bukan merupakan faktor alami, aktivitas manusia merupakan pendorong utama proses pesisir modern. Intervensi manusia yang mempengaruhi dinamika pesisir meliputi:
  • Pembangunan struktur pantai (dermaga, groin, tanggul)
  • Pengerukan dan penambahan pasir (pemeliharaan pantai)
  • Reklamasi lahan
  • Perubahan aliran sungai
  • Pengambilan air tanah secara berlebihan

Kegiatan-kegiatan ini dapat mengubah pola alami transportasi sedimen, mempercepat erosi di beberapa wilayah dan menyebabkan akumulasi di wilayah lain (Nordstrom, 2000) .

  • Mekanisme Transportasi Sedimen
  • Transportasi sedimen merupakan aspek penting dari proses pesisir dan menentukan apakah suatu pantai terkikis, stabil, atau akresi. Mekanisme pengangkutan sedimen pesisir dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:

  • Transportasi Sejajar Pantai (Longshore Transport), terjadi apabila sedimen berpindah sepanjang  pantai oleh arus sejajar pantai. Proses ini sangat dipengaruhi oleh sudut datang gelombang di pantai. Transportasi sejajar pantai terlibat dalam pembentukan struktur seperti gundukan pasir dan arete, yang dapat menyebabkan erosi di beberapa wilayah dan akumulasi di wilayah lain (Komar & Inman, 1970).

  • Transportasi Lintas Pantai (Cross-shore Transport), adalah pergerakan sedimen yang tegak lurus  garis pantai, baik ke arah laut (lepas pantai) maupun ke darat (onshore). Proses ini terutama dipengaruhi oleh energi gelombang dan ukuran butir sedimen. Saat terjadi badai, transportasi lepas pantai cenderung mendominasi, sehingga menyebabkan erosi pantai. Sebaliknya, transportasi darat dapat mengembalikan profil pantai pada kondisi gelombang tenang (Masselink & Hughes, 2003).

  • Transportasi Angin (Aeolian Transport), transportasi  angin penting di pantai berpasir yang butiran sedimennya halus. Angin membawa pasir dari pantai ke sistem bukit pasir di belakangnya, menciptakan cagar alam. Proses ini penting untuk pembentukan dan pemeliharaan bukit pasir, yang bertindak sebagai pertahanan alami terhadap badai dan kenaikan permukaan laut (Sherman & Bauer, 1993).

  • Morfologi Pantai
  • Morfologi pantai merupakan hasil  interaksi kompleks antara proses-proses yang dijelaskan di atas. Ciri-ciri morfologi pantai yang penting adalah:

  • Profil Pantai, menggambarkan bentuk lateral pantai dari garis air sampai ke daratan.
  •  Profil ini biasanya terdiri dari beberapa zona:
  • Zona lepas pantai : Area di luar zona penghilang gelombang
  • Surf Zone : Daerah dimana gelombang pecah dan melepaskan energinya
  • Tumble Zone : Daerah dimana gelombang bergantian antara banjir dan paparan akibat naik dan turunnya gelombang.
  • Berm: Struktur horizontal yang terbentuk di atas permukaan air akibat akumulasi sedimen.
  • Backshore: Area di belakang Inuhashiri yang hanya terkena gelombang saat badai.

  • Profil pantai bersifat dinamis dan dapat berubah secara signifikan tergantung pada kondisi gelombang dan waktu sepanjang tahun (Wright & Short, 1984).

  • Klasifikasi Pantai

Klasifikasi ini berguna tidak hanya untuk perencanaan pengelolaan pesisir tetapi juga untuk memahami perilaku dan pembangunan pesisir. Pantai dapat diklasifikasikan menurut berbagai kriteria, seperti:

  • Berdasarkan bahan : Pantai berpasir, berkerikil atau berbatu
  • Berdasarkan energi gelombang: Pantai berenergi tinggi atau rendah
  • Berdasarkan morfologi: Pantai reflektif, menengah atau disipatif 3.

  • Ciri Khas Pantai 

Ciri-ciri ini berhubungan dengan pasokan sedimen, yang mencerminkan keseimbangan kompleks antara  energi gelombang dan laut perubahan tingkat. Bentang alam pesisir khusus yang diciptakan oleh proses pesisir meliputi:

  • Spit : Ludah pasir yang memanjang dari darat hingga laut
  • Cuncio: Gundukan pasir yang menghubungkan pulau ke daratan
  • Barrier Island Pulau memanjang  sejajar  garis pantai utama
  • Laguna: Perairan dangkal yang terbentuk di balik pulau penghalang
  • Dampak perubahan iklim terhadap proses pesisir
  • Perubahan iklim global mempunyai dampak yang signifikan terhadap proses pesisir dan pembangunan pesisir. Dampak utamanya:

  • Kenaikan Permukaan Laut, kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global menimbulkan ancaman serius bagi banyak wilayah pesisir.
  • Meningkatnya erosi pantai
  • Banjir pesisir yang lebih sering terjadi
  • Intrusi air laut ke akuifer pantai
  • Perubahan ekosistem pesisir seperti hutan bakau dan dataran pasang surut Laju kenaikan permukaan laut saat ini diperkirakan sekitar 3,3 mm per tahun, dan diperkirakan akan terus meningkat di masa depan 4.
  •  
  • Perubahan pola badai, perubahan iklim juga mempengaruhi frekuensinya dan frekuensi badai. Intensitas siklon tropis. Ketika badai semakin kuat, hal-hal berikut mungkin terjadi:
  • Meningkatnya erosi pantai
  • Kerusakan prasarana pesisir
  • Perubahan dramatis pada morfologi pantai
  • Selain itu, perubahan pola badai dapat mengubah arah dominan gelombang, sehingga mempengaruhi transportasi sedimen jangka panjang dan perkembangan garis pantai
  • Perubahan suhu laut dan pengasaman, peningkatan suhu laut dan pengasaman akibat penyerapan CO2 di atmosfer dapat mempengaruhi proses pesisir dengan cara berikut:
  • Perubahan  ekosistem terumbu karang yang berperan sebagai pertahanan alami pantai
  • Perubahan pembentukan dan sifat sedimen biogenik
  • Potensi perubahan  pola sirkulasi laut regional

Dampak ini dapat mengubah keseimbangan sedimen  wilayah pesisir dan mempengaruhi stabilitas pantai dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun