Ada rasa penasaran keinginan untuk menyaksikan pertunjukan secara langsung salah satu legenda grup musik tanah air Sirkus Barock. Di Jakarta, Taman Ismail Marzuki tanggal 23 Mei 2015 Sirkus Barock untuk yang kesekian kali tampil dengan judul pentas “Perjalan waktu” dan akan dilanjutkan di Yogyakarta, 28 Mei 2015 dengan judul pentas yang sama pula.
( sumber : Taman Ismail Marzuki )
Tak banyak lagu-lagu yang akrab ditelinga terhadap karya-karya yang mereka ciptakan, kecuali rasa penasaran dengan konsistensi, kreativitas dan dalamnya lirik-lirik lagu Sirkus Barock ciptakan. Walaupun saat penampilan malam itu, anggota group yang asli tinggal Sawung Jabo, anggota yang lain sudah kembali ke Sang Pencipta.
Grup yang terbentuk di bulan September 1976 di Yogyakarta dengan perjalanan waktu, mereka berproses dan berkarya hingga 2015, hampir 39 tahun adalah suatu yang patut diacungi jempol. Mungkin di Indonesia seniman/grup musisi se usia itu tinggal beberapa grup yang masih eksis.
Walau saat manggung pada malam itu tidak ada lagi Innisisri, Buche Ceking, Lelly Lali, Nanoe dan Agus Sriwijayadi , Totok Tewel, Sang jagoan Sawung Jabo masih layak diberi apresiasi. Bermain dengan anggota lebih muda usia ternyata mereka bermain bisa dikatakan bagus. Sembilan personil Sirkus Barock (Joel Tampeng, Ruben Pangingkayon, Bagus Mazasupa, Ucok Hutabarat, Hasnan Santet, Sinung Garjito, Denny Dumbo, Giana Sudaryono dan Edy Baroque) ternyata mereka selain memiliki skill bermain musik juga berpengalaman bermusik cukup panjang. Maka tak salah mereka-mereka ini di dapuk oleh Sawung jabo mengisi di grup Sirkus Barock generasi sekarang.
Satu lagi hal yang menarik, meski Sawung Jabo sudah tak muda usia lagi ( sepertinya terlihat habis sakit ) pertunjukan lebih dua jam itu dapat diselesaikan dengan baik. Kadang diantara lagu ada cerita dan banyolan Sawung Jabo ala Suroboyonan dan Jogjakartanan sehingga suasana ini menjadi sarana komunikasi antara pemain dan penonton yang penuh celoteh dan tawa.
Seperti biasanya jika artis musisi sudah ingin pamit selesai kepada penonton, pasti penonton akan teriak, lagii…lagi…., more… more dst dst. Maka pada malam itu Sawung Jabo Cs tak kuasa menolak permintaan penonton. Tak dipungkiri bagi penonton, janggal jika malam itu Sawung Jabo tak membawakan lagu HIO. Memang terlihat lelah di raut wajah Saung Jabo setalah bernyanyi dua jam lebih. Tetapi begitu gebugan drum dan gitar intro Hio, menggelegarlah suara penonton. Dan Sawung jabo akhirnya membawakan lagu tersebut. Meski power suara pada lagu terakhir itu sudah berkurang tetapi iringan instrument musik yang prima membuat penonton makin histeris. Inilah puncak kekuatan Sirkus Barock terkahir malam itu dan penonton pun sangat puas. “ Aku cinta padamu” demikian ucapan penutup Sawung Jabo berpamitan kepada penonton. Satu lagi pertunjukan seni musik yang lebih daripada sekedar menghibur. Inilah proses yang panjang sesuai perjalanan waktu Sawung Jabo dan Sirkus Barock.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H