Mohon tunggu...
jemsmil
jemsmil Mohon Tunggu... Konsultan/Pemerhati Pendidikan dan Kebijakan Publik -

Sederhana, Realistis, Kasih Terhadap Sesama, Senang dgn Modernitas, Pencinta Seni dan Kedamaian. (Link terkait : www,kompasiana.com/jemmyluan dan www.kompasiana.com/jemsmil)

Selanjutnya

Tutup

Money

Jokowi Serius Memerhatikan Masa Depan NTT Sebagai Propinsi “Tertinggal” di Tanah Air

16 September 2016   01:24 Diperbarui: 16 September 2016   02:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dari daftar 7 propinsi termiskin di Indonesia, NTT tercatat berada pada urutan ke 5 setelah Sulawesi Barat sebagaimana yang termuat di beberapa media antara lain mahagurugo.blogspot.co.id dan wajah-sulsel.com (30 April 2016). Sedangkan untuk Provinsi yang memiliki daerah/kabupaten tertinggal terbanyak, NTT berada pada urutan ke-2 dengan memiliki 17 kabupaten tertinggal setelah Papua dengan 25 daerah/kabupaten (www.dream.co.id 8 Des. 2015) dari sebelumnya (2010) dengan urutan yang sama namun berbeda dalam jumlah daerah/kabupaten yang masih tertinggal sebanyak 20 (bisnis.news.viva.co.id 23 Nov. 2010). 

Sedangkan menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Propinsi NTT masih rendah atau menduduki peringkat ke-32 dari 34 Provinsi di Indonesia (www.harnas.co 31 Maret 2015). Sementara secara prosentase terdapat 23,03% (1.059.380) penduduk yang miskin dari 4,6 juta jiwa penduduk NTT (wajah-sulsel.com). 

Dan yang paling terbawah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Daftar Propinsi di Indonesia Menurut PDRB (Ribu Rupiah) Per Kapita dalam https://id.wikipedia.org yakni pada urutan ke-34 (13.620,02/thn. 2014) setelah Propinsi NTB. Sementara untuk Indeks Iklim Investasi NTT berada pada peringkat ke-29 (50,84) setelah NTB (51,59) disusul Propinsi Sulawesi Barat ( www.kppod.or ). Dari data-data yang terurai di atas dapat dikatakan bahwa memang ada betulnya (tidak dapat dipungkiri lagi) sebagaimana juga yang dikatakan publik selama ini bahwa, Provinsi NTT merupakan salah satu Provinsi yang tertinggal atau termiskin di Indonesia.

Untuk ini, ketika Jokowi memimpin Indonesia secara resmi sejak tgl. 20 Oktober 2014 hingga tulisan ini dibuat (artinya belum genap 2 tahun memimpin RI), tercatat Jokowi telah mengunjungi NTT sebanyak 3 kali (sebelumnya pernah juga sekali tapi masih dalam kapasitas sebagai Gubernur DKI Jakarta menjelang Pilpres 9 Juli 2014). 

Dari banyaknya kunjungan ini, Jokowi tercatat juga sebagai Presiden RI yang paling banyak berkunjung ke NTT bila dibandingkan dengan 6 Presiden RI sebelumnya, baik dari waktu masa jabatan Presiden (normal) 5 tahun atau waktu kepemimpinan Presiden di bawah 3 tahun. Jumlah kunjungan sebanyak ini dapat diartikan pula bahwa Pemerintahan Jokowi sangat serius memperhatikan masa depan NTT dalam keadaan seperti tergambar dalam data-data di atas antara lainnya, maupun yang memang kenyataannya (infrastruktur) yang masih jauh tertinggal dari daerah (propinsi) lainnya atau kemajuan yang diharapkan untuk kesejahteraan rakyat saat ini. 

Namun harapan atau optimisme untuk dapat maju atau sama dengan daerah/propinsi lain tentunya tetap ada karena selain adanya potensi SDA dan tekad/kemauan yang kuat (SDM) dari seluruh rakyat NTT untuk bangkit dan maju, sehingga ditambah dengan adanya kunjungan Jokowi yang demikian banyak dalam waktu yang belum genap 2 tahun saja, yang tentunya tidak saja dimaknai secara seremonial kenegaraan/agenda Kepala Negara saja dalam rangka “hanya mau melihat luasnya wilayah negara yang dipimpinnya”. 

Hal ini telah dibuktikan dengan turunnya berbagai program nyata yang dapat langsung atau tidak beberapa lama lagi rakyat NTT dapat merasakan manfaatnya, seperti pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang menelan anggaran sebesar Rp 782 miliar (www.waskita.co.id 26 Nov. 2014), Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dengan anggaran sebesar Rp 470,53 miliar (tempo.co 28 Des. 2015) dan menyusul 5 bendungan lainnya, di Kabupaten Kupang, Kota Kupang, TTS, Sikka dan Nagekeo serta Penataan/Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) antara NKRI dan RDTL di Motaain Kabupaten Belu dengan anggaran sebesar Rp 82 miliar (property.kompas.com 5 Nov. 2015), Rencana Pembangunan Jembatan Pelmerah yang akan menghubungkan Kota Larantuka dengan Pulau Adonara (Flores Timur), dll.

Dengan demikian Pemerintah Propinsi dan rakyat NTT harus benar-benar memanfaatkan perhatian yang serius ini yang tentunya diikuti dengan berbagai program, bantuan dan anggaran yang tidak sedikit sebagaimana telah disinggung sedikit di atas untuk dapat mengejar ketertinggalan atau mengatasi kemiskinan yang ada dengan berusaha menghindari berbagai konflik karena sara, politik, atau kepentingan lainnya, membangun kesadaran sebagai satu keluarga NTT/Flobamora – Flobamoral – Flobamoralaros; Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote dan Sabu, bekerja keras – bahu membahu (pemerintah dan rakyat) dengan memanfaatkan segala potensi sumber daya yang ada, pemimpin yang punya komitmen kuat dan integritas – bebas dari KKN untuk membangun daerah dan mensejahterakan rakyatnya. Bila tidak, maka kunjungan yang begitu banyak atau perhatian yang begitu besar dari Presiden Jokowi hanya sia-sia belaka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun