Mohon tunggu...
jemsmil
jemsmil Mohon Tunggu... Konsultan/Pemerhati Pendidikan dan Kebijakan Publik -

Sederhana, Realistis, Kasih Terhadap Sesama, Senang dgn Modernitas, Pencinta Seni dan Kedamaian. (Link terkait : www,kompasiana.com/jemmyluan dan www.kompasiana.com/jemsmil)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangga dengan Sikap Saleh Husin Mantan Menteri Perindustrian Kabinet Kerja Presiden Jokowi

31 Juli 2016   03:37 Diperbarui: 31 Juli 2016   03:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika acara pelantikan menteri baru sebagai akibat dari Reshuffle Menteri Jilid II dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi tgl. 27 Juli 2016 sebenarnya terdapat hal yang menarik sebagaimana yang diberitakan oleh banyak media, karena  dari 12 posisi menteri yang diganti, namun sebenarnya hanya 9 yang “baru” (artinya bukan baru sama sekali dalam pemerintahan, karena ada juga 2 yang sudah pernah menjabat sebagai menteri dalam rezim pemerintahan sebelum era Jokowi), dan yang 3 hanya tukar tempat saja. 

Menariknya, karena dari ke-9 Menteri yang diganti tersebut hanya 1 yang dapat hadir dalam acara tersebut untuk menyaksikan orang - teman yang menggantikan posisinya, yakni Pak Saleh Husin mantan Menteri Perindustrian. Sementara ketidakhadiran para mantan menteri lain yang diganti dengan berbagai alasan, namun tentunya tidak  dengan alasan tidak tahu/tidak mendapat undangan, sebab ini merupakan acara kenegaraan yang semuanya pasti sudah terencana dengan baik (mungkin maksud/pendapat ini sedikit berbeda dengan pendapat lain yang melihat dari aspek lain, karena tulisan ini hanya melihat pelaksanaan acara pelantikannya bukan soal Keputusan atau Waktu Reshuffle, dll)

Kemudian pula ketidakhadiran ini pun dapat menunjukkan suatu kesan yang negatif dalam tradisi berpemerintahan/bernegara dalam kaitannya dengan keteladan yang dapat ditunjukkan oleh para elit – pimpinan pemerintahan/negara ini kepada rakyatnya secara umum. Oleh karena itu kehadiran mantan Menteri Perindustrian dengan segala semangat optimismenya akan suatu perubahan yang lebih baik dengan pergantian ini, serta penuh kebesaran hati dan loyalitasnya kepada Presiden, yang tidak saja karena sebagai mantan pemimpin dalam hubungan kerja formal dalam struktur organisasi pemerintahan, tapi juga karena merasa sebagai Rakyat – Warga Negara yang harus setia, taat, mendengar atau melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan/kebijakan Kepala Negaranya. 

Karena dengan sikap optimis, berbesar hati, lapang dada, siap menerima resiko dalam menjalani suatu profesi/tanggungjawab, dan berani menghadapi kenyataan seperti inilah yang sangat diharapkan dari setiap pejabat negara dan rakyatnya yang dapat menyebabkan kehidupan sebuah negara sebagai suatu organisasi formal dan besar, serta batasan waktu – lama berdirinya sebuah negara yang tak terhingga dari sekedar sebuah pemerintahan yang punya limit waktu kekuasaannya (hanya 5 tahun) dapat terus bertahan sehingga dapat pula melindungi serta memberikan kehidupan/kesejahteraan kepada rakyatnya.

Dengan demikian kehadiran Saleh Husin dalam acara pelantikan tersebut, harus dilihat sebagai suatu hal yang positif dan saya sangat bangga dengan sikap pimpinan atau elit pemerintahan seperti ini, bukan kebetulan karena saya punya latar belakang daerah – propinsi (NTT) yang sama dengannya (kenal pun tidak), sebab sebagai seorang intelektual saya melihatnya lebih dari sisi nasionalis, patriotisme, profesionalitas serta manfaat atau dampak positifnya yang bisa diperoleh ketimbang faktor lain; karena telah memberikan contoh – teladan yang baik, dan harus diikuti oleh para pejabat pemerintahan yang lainnya.

Baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menciptakan suatu iklim kerja yang kondusif serta kesinambungan program kerja yang telah dibuat bagi penggantinya, karena ada keterikatan emosional – psykologis daripada tidak hadir dan hanya secara formal – basa-basi bertemu dalam acara serah terima jabatan nanti, sehingga tidak membingungkan bagi staf atau pegawai pelaksananya serta tentunya dapat berdampak pula pada efisiensi anggaran. 

Selain itu, yang penting adalah bagi rakyat  dalam berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai elit pemerintah/negara, maka kehadiran semacam yang dicontohkan oleh Pak Saleh Husin ini bila diikuti pula oleh sebagian besar elit pemerintahan yang lain dalam setiap pergantian pimpinan – menteri atau pejabat setingkatnya, tentunya dapat turut menciptakan stabilitas politik dan keamanan pula. Karena sebagai mantan menteri atau elit pemerintahan sudah pasti punya pengaruhnya juga secara politis, sehingga dengan sikap ini dapat mempengaruhi para pengikutnya atau simpatisannya untuk tetap setia kepada pemimpin tertinggi – Presiden serta mentaati semua kebijakannya terutama hukum yang berlaku yang dapat berdampak pada ketertiban secara umum/luas dalam kehidupan sehari-hari – bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun