Jemparingan adalah permainan panahan-tradisional yang berasal dari Kraton Yogyakarta. Permainan ini tercatat sudah ada sejak tahun 1757 M, dan merupakan salahsatu mata pelajaran di Sekolah Tamanan, yg lokasinya ada di dalam kompleks kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.Â
Jemparingan yang masyarakat kenal sekarang - untuk memudahkan penyebutannya, saya pakai istilah jemparingan Mataraman MODERN - walaupun 'akarnya' dari kraton, tapi sebenarnya BUKAN berasal dari kraton Yogyakarta seperti banyak ditulis di artikel-artikel online atau sosial media.
'BUKTI' yang mau kita bahas kali ini adalah : BANDUL jemparingan
1. Penamaan :
- Target sasaran jemparingan MATARAM di Kraton Yogyakarta namanya : wong-wongan
- Menurut Bausastra (kamus bahasa jawa) : lesan, atau wong-wongan
- di Jemparingan MATARAMAN / jemparingan Modern (luar kraton) : bandul
Catatan :
Di dalam kraton Yogyakarta TIDAK DIKENAL istilah 'bandul jemparingan'.
Saya pribadi beberapa-kali mendapat pertanyaan dari para abdi-dalem kraton yang menjadi pelatih & pengurus Paguyuban jemparingan Mataraman GANDHEWA MATARAM, karaton Ngayogyakarta Hadiningrat : ''dek Kris, bandul itu apa?'' - "koq ada tulisan di flyer : Jemparingan Bandul N***. Bandul itu apa?" - dll.Selama saya belajar di kraton Yogyakarta dan di Pura Pakualaman, para pemanah yang sudah sepuh (senior citizen) juga menyebut sasaran jemparingan dengan istilah : wong-wongan (bukan bandul).
MANA YANG BENER? Wong-wongan atau bandul jemparingan?
Saya pribadi pelaku, pegiat, dan mengajarkan jemparingan sejak 2016.
Kebetulan berkesempatan jadi pendamping (di jemparingan Mataraman / jemparingan Modern, sebenarnya TIDAK ADA istilah 'coach') di salahsatu klub jemparingan 'tertua' di Yogyakarta; dan juga ... sampai sekarang dipercaya menjadi penggladhi jemparingan MATARAM gaya karaton Yogyakarta di KDB. Kemandungan (khusus untuk masyarakat Umum).
Baik istilah wong-wongan maupun bandul, tidak ada yang salah.
Hal ini hanya membuktikan bahwa jemparingan MATARAM Kraton Yogyakarta sudah memakai istilah lesan ataupun wong-wongan sejak Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri (1755M) sampai SEKARANG, dan tertulis juga di bausastra atau kamus bahasa jawa; sedangkan jemparingan Mataraman MODERN yang dikenal masyarakat sekarang ini BUKAN berasal dari Kraton Yogyakarta, melainkan dari luar (budaya) kraton Yogyakarta, dan tidak didukung dengan literasi yang cukup (penamaan bersifat lokal, yang bisa atau boleh juga berbeda-beda di lain tempat / lokasi).Â