Bekasi - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Markaz Al-Azhar Indonesia (MAI) menggelar acara kuliah umum. Acara yang diadakan di mushalla kampus MAI pada hari Selasa sore (22/10) tersebut menghadirkan pemateri Sekretaris Jenderal Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia, Dr. Muchlis Hanafi, MA dan diikuti oleh para calon mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir yang tengah mengikuti program matrikulasi bahasa Arab di Madinatul Fusha.
Di awal materinya, Dr. Muchlis Hanafi mengulas peran sejumlah pahlawan nasional yang memiliki latar belakang santri dan ulama. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah sosok pahlawan nasional KH. Noer Ali. Peran kaum santri pada masa lalu, ungkap beliau, tidak terbatas dalam bidang keagamaan saja, namun mereka juga terlibat aktif dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Terkait tantangan santri di masa yang akan datang, Dr. Muchlis Hanafi menekankan bahwa tantangan santri di masa mendatang adalah bagaimana seorang santri mampu menguasai teknologi dan menggunakannya dalam hal-hal yang bermanfaat. Mahasiswa Al-Azhar, lanjut beliau, jangan sampai hanya menghabiskan waktu dengan gadget dan beragam aplikasi. Akan tetapi, mereka harus memikirkan bagaimana mereka mampu menggunakan kemajuan teknologi tersebut dalam hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat bagi umat.
Di samping itu, dalam acara tersebut Dr. Muchlis Hanafi juga memberikan nasihat secara khusus kepada para calon mahasiswa Al-Azhar. "Keberhasilan kalian di Al-Azhar tidak akan cukup dengan bermodalkan kepintaran saja, namun harus dibarengi dengan ketekunan dan integritas," jelas beliau. Dalam hal ini, beliau juga menekankan bahwa seorang mahasiswa Al-Azhar harus memiliki kemampuan managerial waktu yang baik. Ketekunan adalah kesungguhan dalam belajar, sedangkan integritas adalah komitmen untuk menjunjung nilai-nilai moral, kejujuran, dan ketaatan kepada Allah.
Di akhir penyampaiannya, Dr. Muchlis Hanafi memberikan sejumlah tips kepada calon mahasiswa Al-Azhar. Beliau menyatakan, bahwa setidaknya ada tiga buku yang harus dibaca oleh para mahasiswa Al-Azhar guna mempelajari bagaimana para ulama terdahulu dalam mengelola waktu. Ketiga buku tersebut adalah kitab Qimatu az-Zaman 'inda al-'Ulama', kitab Shafahat min Shabri al-'Ulama', dan kitab al-'Ulama' al-'Uzzab Alladzina Atsaru al'-'Ilma 'ala az-Zawaj. Buku-buku tersebut adalah karangan Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah. "Kalian harus menyerap semangat juang para ulama dan para santri dalam membela tanah air. Warisi nilai-nilai juang para santri terdahulu. Sebab, tantangan kalian ke depan jauh lebih besar," tutup beliau. (JH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H