Politik Indonesia lebih mengarah pada politik rekayasa sosial. Dimana orang-orang yang memiliki kepentingan politik mereka menggunakan berbagai macam hal untuk mencapai sebuah tujuan. Seperti baru-baru ini polemik mengenai "politik Identitas"bagaimana salah seorang calon presiden yakni Anis Baswedan menggunakan politik politik identitas tersebut dengan berbagai macam rekayasa sosial yang ia lakukan untuk mencari eksistensi. Dan para politikus lainnya yang maju Calon cawapres-cawapres lainnya menggunakan dan memainkan politik dengan cara ujuk rasa, dengan membawa-bawa konflik Israel-Palestina untuk dan demi kepentingan politik.Â
Tentunya dengan cara berpolitik semacam ini sangat buruk untuk masa depan negara, apalagi menggunakan politik identitas dalam peraga kampanye. Indonesia ini sebuah bangsa yang memiliki berbagai macam kultur dan ciri khas yang berbeda-beda. Jadi politikus harus memiliki mindset dengan cara berpolitik yang membangun bukan dengan cara "menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan" akan tetapi yang jauh lebih penting kepedulian nasib bangsa.
Politik yang baik ialah politik yang mampu menyesuaikan segala sesuatu (beradaptasi) dan menyatukan segalah macam unsur yang ada disebuah wilayah tersebut.
Di Tahun 2024 adalah Sebuah masa pesta demokrasi Indonesia, tentu saja sebagai masyarakat. Harus memberikan sumbangsih suaramu kepada pemimpin yang bisa menyatu padu kita, bukan pemimpin yang pemecah bela berbagai unsur yang hidup di Bangsa Indonesia. Suaramu adalah menentukan nasib bangsa ini, dan juga pembangunan bangsa Indonesia kedepannya.
Dalam menyikapi masa tahun politik yang akan datang, sebagai warga masyarakat harus dari sekarang berbanyak mencari tau jejak dari bakal colon pemimpin tersebut. Dengan menentukan pilihan sebagai masyarakat, mana pemimpin yang layak dan dilihat bagaimana responsif dia terhadap sesuatu konflik, Bukan yang pandai bicara (retorika) semata namun hasilnya tidak ada alias omong kosong yang akan dipilih nanti.Â
Masa depan negara dan seluruh yang terkandung didalamnya baik budaya,suku,agama, pembangunan ekonomi, pembangunan pendidikan, dan segala macam sektor lainnya ditentukan oleh pemimpin yang akan terpilih nantinya. Jadi jangan sampai salah memilih dan jangan cepat termakan oleh opini dan pembicaraan yang diutarakan, akan tetapi yang dilihat ialah bagaimana apa yang diutarakan masuk akal dan terealisasikan dan kebijakan yang membawa kemajuan bukan malah mundur kebelakang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H