Mohon tunggu...
Jefrianus Tamo Ama
Jefrianus Tamo Ama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

-Jadilah orang yang berguna dan bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kesepian Diselimuti Kepedihan

22 November 2023   14:35 Diperbarui: 22 November 2023   14:39 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada saat aku melangkah menuju sebuah hal yang aku tuju, aku hanya berjalan sendirian saja, tanpa teriakan yang meriah-meriah aku dengar, dan dibalik kesepianku aku hanya diselimuti kepedihan yang terpendam dalam hati.


Jalanku amatlah jauh, namun aku pun tau bahwa suatu kelak kutempu  hal yang aku ingin tuju. Walaupun aku menuju pada hal itu tanpah teman,  hanya seorang diri, dan tanpa teriakan-teriakan yang berapi-api.


Aku perna teringan kata seorang pangeran sejati, "kita melangkah itu bila menuju sebuah kebaikan kenapa harus takut melangkah sendiri, kemudian ia mengandaikan statement-nya itu " Ingat Raja hutan itu berjalan sendirian tanpa memerlukan sebuah kawanan namun ia menaklukan kawanan lainnya". Dengan statement yang ia ucapkan tersebut aku merenung dan aku tersadar, bahwa sesuatu yang kita ingin tuju itu, bila bermaksud baik pasti ada sebuah jawabannya.


Memang waktu tak perna menjawab sebuah perjalanan yang engkau lalui, namun berjalannya waktu sejarah akan mencatat perjalan hidupmu.


Memang Tuhan tak menjanjikan kamu menjadi orang sukses dimasa depan, namun dengan perjuangan yang keras dan doa yang perna kamu ucapkan itu akan ada jawabannya diwaktu kelak.


Memang berjalan delam kesepian sangat menyedikan, namun ingatlah bahwa berjalan sendirian itu ada cinta yang kau perjuangkan, atas apa yang engkau ingin tuju, dari pada berjalan beramai-ramai namun hanya mengikuti jejak orang lain tanpa engkau mengetahui kepastian hal yang dituju.


Berjalan dalam kesepian memang sangatlah menyedihkan, namun hal ini juga tanpa kita sadar bahwa dibalik itu ada potensi besar yang kita miliki dari sebagian orang, sebab kita harus ingat "bahwa dalam membangun sebuah bangunan itu harus memerlukan imajinasi dan imajinasi itu tidak bisa digali diwaktu banyak kawanan, akan tetapi membutuhkan waktu sendirian.


Sejauh ini engkau hidup bila engkau tak merasakan sendirian, hal itu kau belum tau artinya mandiri, sebab kemandirian itu kita dapatkan dari ujian kesepian dan kepedihan diwaktu tak ada yang menemani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun