Mohon tunggu...
Jemilov
Jemilov Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Terdiam bukan berarti menyerah, hanya sekedar merenung mengevaluasi diri dan menyusun kepingan asa yang sedikit melemah.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Anak Susah Makan?

14 Desember 2014   06:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14184875771786955041

[caption id="attachment_382433" align="alignnone" width="417" caption="duniaanak.org"][/caption]

Malam minggu gini di rumah bingung mau ngapain, ya udah nulis aja.Walaupun bukan spesialis anak, tapi mencoba sharing dengan bunda2 yang lagi bingung sama anak yang susah makan.

Paling sebel ketika kita masak buat anak tapi ga di makan. Boro-boro di makan di icip-icip juga engga, Trus akhirnya kita lagi yang makan, makin tambah gede aja nih body gara-gara ngabisin makanan anak terus.Nah, sebagian besar bunda pasti ngalamin hal tersebut. Tenang bun, saya juga pernah mengalami hal itu ko! Wajar kalau anak seperti itu , hanya saja jangan keterusan tidak baik juga untuk perkembangan anak.

Ada beberapa hal yang harus bunda ketahui dan sebelum mengupayakan lebih jauh cara anak agar makannya lahap.

Pertama, Anak tidak suka kalau makanan yang dia makan berbeda dengan orang tuanya. Di usahakan makanan yang bunda buat itu bisa dimakan oleh semua. Jadi, anak tidak akan merasa dibedakan karena walaupun mereka masih batita perasaan itu sudah muncul. Setiap anak pasti selalu ingin ikut makan sepiring berdua ketika bunda atau ayahnya sedang makan walaupun Cuma icip-icip saja. Nah.. saat seperti ini di jadikan moment yang tepat untuk memberi dia makan , biasanya kalau orang tua makannya lahap anakpun jadi ikut terbawa. Tidak mengapa setiap kali makan bunda atau ayahnya yang menyuapi, tidak usah terburu-buru ingin mengajari anak makan sendiri takutnya kalau anak makan sendiri biasanya kurang optimal dan akhirnya makanannya jadi mubazir. Nah, untuk mengajari anak makan sendiri di usahakan di jam anak ngemil jadi , walaupun anak kurang optimal makannya tidak mengapa karena bunda sudah memberikan dia makanan sebelumnya.

Kedua, Anak adalah presentasi dari orang tuanya khususnya bunda. Bagaimana anak mau suka sayur jikalau ibunya juga tidak suka! Bagaimana anak tidak pilih-pilih makanan jikalau bundanya juga suka pilih-pilih makanan! Bunda , anak akan memakan apa yang kita makan. Jadi ketika bunda ingin anak suka sayuran maka bunda sendiri diusahakan suka makan sayur . Dulu saya ketika kecil tidak suka makan ikan, tapi ibu saya tidak pernah lelah menyediakan dan memakan ikan setiap hari . Sehingga sampai saat ini saya doyan makan ikan. Nah, berdasarkan hal tesebut saya mengaplikasikannya pada anak , dan hasilnya dia suka makan sayur , ikan dan jenis makanan lain yang saya suka makan.Berbeda dengan sepupunya yang lebih doyan makan daging dari pada makan sayur, malahan mungkin dia jarang makan sayur karena kakak ipar saya tidak suka makan sayur . Belum lagi dia pilih-pilih dalam makanan , akibatnya anaknyapun begitu. Malahan, anak saya yang usianya baru 1,5 tahun dia sudah doyan makan lalapan yang di rebus termasuk lobak. Kalau lalapan rebus itu bukan karena ibunya yang doyan , tapi karena lihat kakeknya yang hampir tiap hari makan lalapan sayur rebus. Jadi, bantuan orang-orang disekeliling anak juga membantu dalam hal makanan.

Ketiga, Diusahakan setengah jam sebelum waktu makan anak tidak memakan apapun. Hal ini dilakukan agar ketika tiba waktu makan anak akan merasa lapar sehingga mempengaruhi selera makan anak. Ini sangat penting bun! Karena seenak apapun masakan kita , jika anak merasa kenyang dia tidak akan memakannya.

Udah segitu aja bun pengalaman saya , kalau yang lain gimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun