Mohon tunggu...
Jemie Simatupang
Jemie Simatupang Mohon Tunggu... Administrasi - Tuhan Bersama Orang-orang Yang Membaca

Pedagang Buku Bekas dari Medan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kejahatan dan Hukuman Dostoyevsky

12 Mei 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_109035" align="aligncenter" width="640" caption="Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), selamat dari hukuman mati (sumber:www.faithinterface.com.au)"][/caption] Oleh JEMIE SIMATUPANG ANDA—DENGAN 14 ORANG LAIN—berada di depan regu tembak. Anda dihukum mati karena tuduhan subversif—melawan penguasa. Kerumunan 2000-an orang melihat prosesi hukuman ini—biar jadi pelajaran bagi yang lain, mestinya begitu niat penguasa. Tiga orang sekali tembak, dan Anda, bersama 2 orang yang lain, berada diurutan berikutnya. Dor! Dor! Dor! Tiga kawan seperjuangan Anda rubuh seketika. Mati. Kini giliran Anda. Mata Anda sudah ditutup pita hitam. Tapi tiba-tiba seseorang menyeruak kerumunan. “Hentikan! Hentikan! Hentikan! Saya utusan Tsar—penguasa Rusia—, saya membawa kabar dari Tsar, mereka diampuni, hukuman mereka diubah menjadi penjara di Siberia!” Akh, saya tak bisa membayangkan bagaimana, tapi karena kejadian ini kemudian membuat beberapa orang langsung mengoceh tak henti dan menjadi gila. Goncang jiwanya. Anda sendiri sampai shock berat—antara senang dan entah apa namanya, dan konon sampai membuat Anda sekali-kali diganggu ayan sepanjang hayat. Begitulah saya membayangkan penggalan hayat Anda, maksud saya Dostoyevsky, pengarang mashur asal Rusia itu. Riwayat Singkat Dilahirkan sebagai Fyodor Mikhailovich Dostoyevsky pada 11 November 1821 di Moskow. Ayahnya seorang dokter tentara, sedang ibunya berasal dari kalangan pengusaha. Namun begitu, keluarga ini hidup sangat sederhana—terlebih kalau dibandingkan misalnya dengan keluarga-keluarga sederjat yang lain. Mereka tinggal dirumah sempit yang hanya terdiri dua kamar bersama dengan tujuh saudara dan pembantu-pembantunya. Waktu umur Dostoyevsky 16 tahun, ibunya meninggal dunia. Kehidupan mereka semakin sulit. Mereka pindah ke desa, dan mengolah lahan pertanian. Di lain pihak, Sang Ayah sangat suka mabuk-mabukan dan main perempuan. Sampai satu waktu, karena ulahnya itu, para pekerja tani membunuh ayahnya. Umur Dostoyevsky 18 tahun waktu itu. Kasus ini tak dilaporkan ke polisi, dengan alasan nanti tidak ada lagi petani yang mau bekerja di lahan pertanian mereka. Dua tahun setelah pembunuhan ayahnya, Dostoyevsky masuk militer. Pangkatnya letnan dua. Ia berfoya-foya hingga terjerat banyak hutang. Tak lama kemudian, ia keluar dari dunia militer, dan memulai karirnya sebagai penulis. Ia menulis novel pertamanya: Orang-orang Miskin, yang mendapat sambutan dari banyak kalangan. Bahkan beberapa pengamat waktu itu mengatakan, “Gogol Baru telah lahir!”  Gogol dimaksud adalah Nikolai Gogol, sastrawan Rusia yang kondang waktu itu. Setelah itu karya-karyanya yang lain menyusul: Si Kembar (1846), Tuan Tanah Wanita (1847), Pencuri Baik Hati (1848). Rusia masa Dostoyevky berada di bawah pemerintahan tangan besi Tsar Nikolai I. Kemiskinan dan kebodohan ada di mana-mana. Perbudakan terjadi di lahan-lahan pertanian. Milihat ini, jiwa intelektual Dostoyevsky terganggu. Ia lalu menggabungkan diri dengan Petrayevsky, sebuah gerakan yang menentang Tsar. Konon gerakan ini banyak dipengaruhi oleh Fourier dan Prodhoun, penyebar gagasan-gagasan sosialisme utopi dari Eropa. Gerakan ini melakukan diskusi-diskusi pemikiran politik, dan gerak-gerak lain yang menurut pemerintahan otoriter berbahaya. Suberversif. Akhirnya, setelah memasukan mata-mata ke lingkar kelompok ini, gerakan ini berhasil digulung, sesiapa yang terlibat kemudian dihukum, termasuk Dostoyevsky dan 14 orang kawannya: di hukum mati, namun gagal—sebagai awal tulisan ini. Dostoyevsky dihukum selama 9 tahun di Siberia; 4 tahun kerja paksa, 5 tahun sebagai pelayan tentara. Di tempat ini ia merencanakan novel-novelnya: Rumah Mati di Siberia, Mimpi Sang Paman, dan Tanah Stepancyikowo. Hidup Dostoyevky ini sedikit banyak, bagi kita yang di Indonesia, tentu mengingatkan pada Pramoedya Ananta Toer yang menjalani hukuman di Pulau Buru ironisnya tanpa proses peradilan. Tapi begitu, di Pulau Buru Pram menelurkan berbagai karya—salah empatnya: tetralogi pulau buru—yang membuat namanya dikenal dunia dan beberapa kali menjadi kandidat peraih hadiah nobel sastra. “Siberia (boleh baca: Pulau Buru), memang sekolah yang baik bagi sastrawan!” Kejahatan dan Hukuman Selepas dari Siberia, Dostoyevsky tinggal di St. Petersburg—karena ia tak diperbolehkan tinggal di daerah kelahirannya; Moskow. Di sana ia merampungkan rencana-rencana tulisannya selama di pembuangan. Berbagai karya kemudian mengalir dari tangannya, salah satunya adalah: Kejahatan dan Hukuman (Edisi Indonesia terjemahkan oleh Ahmad Faisal Tarigan, diterbitkan YOI, 2001). Novel ini, Kejahatan dan Hukuman, layaknya penggalan hidup pengarang sendiri. Di dalamnya diceritakan seorang mahasiswa bernama Raskolnikov yang berasal dari keluarga miskin yang membunuh seorang rentenir. Pembunuhan ini bukan pembunuhan biasa, karena ia telah mengejewantahkannya dalam bentuk sebuah artikel yang dipublikasikan di sebuah majalah berjudul sama dengan novel ini: Kejahatan dan Hukuman. Sang Tokoh, Raskolnikov, percaya bahwa untuk mengubah suatu keadaan membutuhkan seseorang yang terpilih. Orang besar. Orang ini boleh melakukan tindakan apa saja—termasuk membunuh—demi menciptakan kehidupan di bumi yang lebih baik. Dalam bahasa Raskolnikov: “... Dalam artikel itu aku memang mengisyaratkan bahwa orang besar punya hak semacam itu (melakukan kejahatan, termasuk pembunuhan, pen); suatu hak spritual, untuk melakukan, dengan kesadaran sendiri, tindakan yang melewati norma-norma yang ada ... melakukan hal-hal tertentu demi tercapainya cita-citanya yang mulia, malah terkadang boleh jadi, cita-citanya itu berguna untuk kepentingan seluruh umat manusia. Bagiku, seandainya penemuan Kepler dan Newton tidak bisa terwujud tanpa mengorbankan hidup seseorang, selusin, atau lebih banyak orang, maka Newton punya hak, dan bahkan wajib... untuk menghabisi hidup lusinan atau ratusan orang demi terwujudnya hidup yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia itu. Namun itu bukan berarti Newton punya hak membunuh orang sesuka hatinya. Menurutku, semua pemimpin adalah orang yang tidak boleh dianggap sebagai penjahat; demi hukum baru yang ditegakkannya, yang berbeda dari hukum peninggalan para nenek-moyang, orang seperti itu berhak mengorbankan pertumpahan darah, meskipun pertumpahan darah semacam itu harus banyak mengorbankan nyawa orang-orang tak bersalah. Meskipun demikian, di situlah hebatnya para pemimpin besar. Mereka tak pernah bangga dengan pembantaian yang mereka lakukan; sebaliknya, mereka malah menyimpan semacam penyesalan atas resiko yang tak terelakkan itu...” Berbekal gagasan ini, Raskolnikov merasa dia adalah orang besar yang akan mengubah keadaan yang tak adil di negerinya. Untuk memulai perubahan itu, ia memulai dari hal yang paling dekat; menghilangkan rentenir tempat ia menggadaikan harta miliknya demi sekedar melanjutkan hidup. Setelah menyusun rencana, akhirnya ia membunuh, Alyona Ivanova, dan mengambil hartanya. Baginya pembunuhan ini telah membebaskan ratusan orang miskin dari jerat licik lintah darat ini. Tapi dasar Raskolnikov adalah pembunuh amatir. Ia ketakutan. Ia merasa selalu dibuntuti orang, selalu dicurigai. Ia jatuh sakit, dan mengingau sepanjang tidur, sehingga dari mulutnya kelur cerita yang menyerempet pembunuhan si lintah darat. Pada akhirnya ia menyerah, ia menceritakan rahasianya kepada Sonia, seorang pelacur yang akhirnya jadi kekasihnya, sebelum akhirnya menceritakan ke polisi. Raskolnikov dihukum 8 tahun kerja paksa di Siberia, jauh dari ancaman hukuman semestinya 20 tahun kerja paksa. Tak lain karena ia mengakui kejahatannya dan telah membebaskan seseorang yang tak bersalah, yang sebelumnya telah tertangkap dan mengaku sebagai pelaku pembunuh Ivanovna. Hukumnya diperingan. Seorang polisi, yang juga temannya, mengisyaratkan bahwa Raskolnikov kelak menjadi seorang besar karena gagasan-gagasannya itu. Kejahatan dan Hukuman atau karya-karya Dostoyevsky secara keseluruhan banyak memberi pengaruh pada sastrawan dan filsuf dunia lain. Seorang Nietzsche bahkan mengatakan: “Dostoyevsky adalah satu-satunya psikolog yang darinya aku belajar banyak hal”. Konon pandangan Nietzsche soal manusia super (Ubermensch) dipengaruhi oleh novel kejahatan dan hukuman ini, dimana Dostoyevsky menyatakannya sebagai Manusia Besar. Selain Nietzsche, Dostoyevsky juga mempengaruhi Sartre, Albert Camus, Levinas, dll. *** Akh, Kejahatan dan Hukuman novel yang sangat mengasyikkan. Saya sendiri tak bisa berhenti membaca hingga lembaran terakhir. Sangat menikmati bagaimana konflik bathin sang tokoh ketika dihadapkan pada pilihan: mengaku, bunuh diri, atau lari. Pun begitu dalam beberapa hal, semisal gagasan tentang Orang Besar punya hak melakukan apapun tanpa hukuman, belum bisa saya terima—walaupun di lapangan nyata hal beginilah yang terjadi; entah itu dalam pengertian positif ataupun negatif. Saya masih mengamini, cara-cara kekerasan tak akan bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik, sekalipun kekerasan itu dilakukan pada musuh-musuh. Kekerasan pasti akan melahirkan kekerasan baru. Saya malah teringat bagaimana Amerika mengumbar perang atas nama dunia tanpa terorisme. Apakah kemudian dunia menjadi lebih baik? [*] JEMIE SIMATUPANG kompasiner yang jarang nulis.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun