Arrrggghhhhhh...... (sumber:t1.gstatic.com)
Apa mereka juga kehabisan ide dan sekarang sedang berleha- leha menikmati angin malam kota Medan
Oleh JEMIE SIMATUPANG
JUDUL DI ATAS YANG KE-17 kalau tak mau dibilang yang 31. Tukar-tukar judul, tukar-tukar tema, tapi kok ya tulisannya tak siap-siap, tak kunjung jadi. S i a l a n. Idenya tak keluar—tak bisa berimajinasi. Jangankan separagraf, satu kalimat pembuka saja pun tak dapat.
Memalukan. Akhirnya nulis tentang hilangnya—matinya—ide, dan semoga bisa paling tidak tiga paragraf—walau saya khawatir ini menjadi curhat tak penting thok!
Akh, kok bisa ya. Padahal biasanya kalau udah di depan komputer bisa langsung menuliskan apa yang mau ditulis—terlebih kalau udah dapat beberapa ide kunci, yang biasanya ketemu di kamar mandi itu. Langsung tak-tik-tak-tik dengan keyboard, menuangkan segala imajinasi. Lancar. Bagai ada—sebagai kata Moh. Diponegoro, master cerpen itu—Jin Iprit yang membantu kita: tulis ini, setelah itu ini, kemudian ini. Srep! Jadi.
“Prit, kemana kau malam ini?”
Hmm, boleh jadi kena efek jenuh lagi. Sebagai kata Bung Hasyim, salah seorang kompasianer, untuk menulis orang perlu beristirahat—tak terkecuali penulis abal-abal layaknya awak ini. Beristirahat bukan tanpa tujuan—loh, istirahat kan memang ada tujuannya—guna mengambil ancang-ancang untuk apa yang akan ditulis ke depan—sebagai orang yang akan menyepak bola 12 pas—kan sang pemain perlu mundur beberapa langkah dulu sebelum akhirnya maju lagi dan membuat gol?
Pasti ada pengecualian memang. yang produktif tak ada istilah mati imajinasi. Di Kompasiana ini banyak orang-orang begitu, dan biasanya menduduki “kursi” teraktif—dengan desain baru sekarang kayaknya sudah tak ditampilkan lagi—saya belum melihat. Menulis terus, terus menulis. Ide mereka bisa mengalir kemana dan darimana saja—bak begawan solo—sampai jauh pula.
Cuma satu kata, “Salut!” dan angka topi awak sama mereka yang bisa begini. Mau lah awak berguru!
Tapi awak tidak kayaknya. Benar Bung Hasyim itu, awak harus istirahat menulis dulu—paling tidak saat ini, ketika dipaksakan menulis pun tak menjadi apa-apa. Entah kemana itu Cok Kompas, entah kemana juga itu Mat Tanduk yang biasanya bisa jadi sumber inspirasi saya menulis.
Apa mereka juga kehabisan ide dan sekarang sedang berleha-leha menikmati angin malam kota Medan? Durian… bandrek…teh susu telor…hmm….Akh, Cok, Mat, ikutlah awak!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!