Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... -

veni, vedi,veci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Shio Togel Menyeret Kemandirian Masyarakat Papua

20 Maret 2015   19:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:21 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_404376" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/kompasiana(kompas.com)"][/caption]

Sejujurnya sangat menjenuhkan hanya duduk, menghitung, memikirkan, dan berkomunikasi adalah kebiasaan masyarakat (pemain togel), bahkan tanpa memikirkan sesuatu yang bermanfaat, dalam kebiasaan hidup yang sebenarnya. Dari pengamatan tersebut menjadi target para pemain dengan menghitung “angka dan shio”, dengan tujuan mendapatkan uang, tetapi tidak di sadari bahwa itu adalah suatu pergeseran kemandirian kearah kehancuran.

Dari penghitungan tersebut menjadi tren dalam persahabantan saling membantu antara satu dengan yang lain, membandikan analisis angka, sesuai dengan tapsiran mimpi, angka yang telah keluar sebelumnya menjadi bahan analisis. Sehingga dalam analisis tersebut memiliki suatu kepekaan dengan perbandingan angka yang tepat, dan tinggal menungu waktu bermain togel.

Atas dasar “pemutaran modal” antara : bandar togel dan agen, serta pemainya. Alasan menarik antara pemain dan bandar togel, namanya juga suatu keberuntungan itu mengarahkan cara pandang yang dulunya masyarakat yang suka berkebun terjerumus dengan permainan togel. Misalnya permainan angka yang dianalisis tepat bagi mereka dan keinginan untuk bermain semakin meningkat, dan melupakan segalanya keran “menerima kes tanpa nota/kwitansi di perkantora”, tidak tujuan untuk pelaporan. Hal ini adalah faktor mendasar yang terlintas dibenak masyarakat saat ini. Yang lebih menarik saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Dalam fokus permainan pembedaan waktu yang berbeda, hanya selang 3- 4 jam, fokus bandar togelnya seperti : “Singapura antara jam 2 siang sampai dengan jam 4 sore, Signei antara jam 9 malam sampai dengan jam 11 malam, dll”. Jadwal permainan dengan terbiasanya dan waktu yang singkat seperti itu menjadi faktor utama menghambat aktifitas lainnya, maka sebagian besar masyarakat berbondong-bondong menghitung dengan penuh konsentrasi hanya mengejar nilai yang lebih kecil.

Permainan pemutaran modal ini terfokus dan tersebar luas di beberapa wilayah di Papua seperti di beberapa kabupaten, misalnya Kabupaten Nabire, Paniai, Deiai, Dogiai, Timika, Intan Jaya, dan lain-lain. Dari wilaya tersebut masyarakat semakin meningkatkan sebuah kebudayaan yang semestinya untuk dipertahankan, akan tetapi mala terbalik dengan situasi itu dengan suatu kemandirian sejak awalnya untuk menemukan jati diri yang sebanarnya.

Akibat dari pada permainan sio togel, memunculkan masalah yang serius, tanpa menganalisa secara positif atau pembatasan untuk mengerjakan hal yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun langkah yang tak pernah dipikirkan menjadi dampak negatif terutama masalah kesehatan yang tak terkontrol, kesiapan rumah tangganya masih harus dipenuhi dengan banyak kebutuhan sehari-hari, bahkan aktifitas rutin ditingalkan begitu saja.

Namun, yang disayangkan adalah kesadaran itu berbanding terbalik dengan memiliki prinsip yang berbeda, dengan ini menjadi kebingungan dalam memberikan pemahaman kontruktif kepada masing-masing. Kalau diperhatikan arus perubahan cara dan sifat akan sengat kentara di daerah pedalam dan masyarakat di daerah perkotaan sedangkan tugas utamanya ditinggalkan dengan begitu saja, yang kita amati sekarang kebanyakannya, adalah sebagian besar masyarakat berbondong di perkotaan hanya karena permainan “shio atau togel” diperkotaan secara lingkungan mungkin karena kehidupan keluarga dan lingkungannya yang tidak mengenalkan hal tersebut dan mudah di akses, tidak ada kesadaran yang layak jadi tempat meniru yang akan membentuk kepribadiannya.

Lantas, apakah tidak boleh bermain atau menghitung rumus, akan tetapi pentingnya untuk menyadari akan suatu kemajuan, dengan mengikuti pada perkembangan yang semestinya. Karena masyarakat tidak hanya hidup dengan permainan togel, selain masyarakat harus bertani, atau meningkatkan sesuatu yang pantas. Sehingga menjadi sorotan kepada pemerintah dan terutama kepada keamanan setempat.

Sebagai bentuk saran konstruktif bagi kebijakan, seperti melahirkan ruang yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, mempersempit ruang bandar shio atau togel dengan melahirkan kebijakan oleh pemerintah, menata atau mengurangi pos bandar shio di semua tempat. Dengan demikian, maka pemerintah dapat mengembangkan langkah strategi bagi pengembangan kesejahtraan masyrakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun