Mohon tunggu...
Jembar TunggulWisesa
Jembar TunggulWisesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Hobi saya menonton film dan menjelajahi alam terbuka

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Membandingkan Dampak Liberalisme terhadap Perkembangan Ekonomi Global: China vs Amerika Serikat

15 Maret 2024   06:05 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:14 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://media.kompas.tv/

Liberalisme di Amerika Serikat memiliki akar yang mendalam dalam sejarah negara tersebut. Ideologi ini mulai berkembang selama abad ke-18 dan 19 sebagai reaksi terhadap dominasi merkantilisme dan kekuasaan monarki absolut di Eropa. Dalam konteks Amerika, liberalisme menjadi fondasi bagi Revolusi Amerika dan penciptaan Konstitusi AS, yang menekankan pada kebebasan individu dan pemerintahan yang terbatas. Bentuk Liberalisme di Amerika Serikat, liberalisme mengambil bentuk yang unik, sering kali disebut sebagai liberalisme klasik atau liberalisme Jeffersonian, yang menekankan pada hak-hak individu, demokrasi perwakilan, dan kebebasan ekonomi. Bentuk liberalisme ini juga mencakup kepercayaan pada pasar bebas dan persaingan sebagai cara untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sosial.

Kebijakan ekonomi liberal di AS telah mengambil berbagai bentuk, termasuk kebijakan tarif impor yang rendah dan dukungan untuk perdagangan bebas. Ini mencerminkan keyakinan bahwa pasar bebas dan perdagangan internasional yang tidak terhalang adalah penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi. Dampak liberalisme terhadap ekonomi AS telah signifikan. Liberalisme telah mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan perdagangan, dan investasi asing. Namun, ini juga telah menimbulkan kritik, terutama terkait dengan ketimpangan ekonomi dan sosial yang lebih besar, serta hilangnya lapangan kerja di sektor tertentu karena globalisasi dan perdagangan bebas.

Perbandingan Dampak Liberalisme

Liberalisme telah mempengaruhi kedua negara dalam hal pembukaan pasar dan liberalisasi ekonomi. Di Amerika Serikat, liberalisme telah lama menjadi fondasi ekonomi dan politik, mendorong perdagangan bebas dan kebebasan individu. Di China, liberalisme ekonomi diterapkan lebih baru, terutama sejak reformasi Deng Xiaoping, yang membuka ekonomi China ke pasar global. Namun, perbedaannya terletak pada tingkat kontrol pemerintah; AS cenderung memiliki pasar yang lebih terbuka dan sedikit regulasi, sementara China mempertahankan kontrol yang lebih ketat atas ekonominya meskipun ada liberalisasi Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dampak liberalisme antara China dan AS termasuk sejarah politik dan ekonomi, struktur sosial, dan kebijakan pemerintah. AS memiliki tradisi liberalisme yang panjang, yang mendukung individualisme dan pasar bebas. Sementara itu, China memiliki sejarah sosialisme yang kuat dengan kontrol pemerintah yang lebih besar atas ekonomi, meskipun telah mengadopsi beberapa aspek liberalisme ekonomi

Liberalisme telah berdampak besar pada ekonomi kedua negara, tetapi dengan cara yang berbeda. Di AS, liberalisme telah mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dikritik karena meningkatkan ketimpangan. Di China, liberalisme ekonomi telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan peningkatan kesejahteraan, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam hal ketidaksetaraan dan dampak lingkungan. Kedua negara terus beradaptasi dengan tantangan dan peluang yang dibawa oleh liberalisme dalam konteks global yang berubah.

Liberalisme, dengan prinsip kebebasan individu dan pasar bebas, telah memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi global. Kelebihannya termasuk mendorong inovasi dan efisiensi melalui persaingan, serta memungkinkan individu untuk memiliki sumber daya produksi. Namun, kekurangannya meliputi potensi eksploitasi dan kesenjangan sosial yang lebih besar. Dari China dan Amerika Serikat, kita belajar bahwa liberalisme dapat diadaptasi sesuai dengan konteks sosial-politik setempat. China menggabungkan liberalisme ekonomi dengan kontrol pemerintah yang kuat, sementara AS menerapkannya dengan sedikit regulasi, menekankan pada hak individu dan pasar bebas.

Penerapan relevansi Liberalisme bagi negara lain terletak pada kemampuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan integrasi global. Namun, penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal dan memastikan bahwa kebijakan liberal tidak memperburuk ketidaksetaraan atau mengabaikan kebutuhan sosial. Liberalisme memiliki dampak yang signifikan tetapi beragam terhadap perkembangan ekonomi. Pertanyaan penelitian tentang bagaimana liberalisme mempengaruhi ekonomi global menemukan bahwa pendekatan yang seimbang antara kebebasan pasar dan intervensi pemerintah diperlukan untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian.

Implikasi untuk penelitian, penerapan dan kebijakan termasuk perlunya studi lebih lanjut tentang bagaimana negara-negara dapat mengimplementasikan prinsip liberalisme sambil mempertahankan stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kebijakan ini harus dirancang untuk mengurangi kesenjangan dan memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapat manfaat dari liberalisme ekonomi.

Referensi :

BBC News Indonesia. (2021, March 17). AS dan China: Mengapa hubungan mereka lebih dari sekadar “Perang Dingin kedua”? BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56412423

Fung, E. S. K. (2010). Liberalism in China and Chinese Liberal Thought. In The Intellectual Foundations of Chinese Modernity: Cultural and Political Thought in the Republican Era (pp. 128–158). chapter, Cambridge: Cambridge University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun