Mohon tunggu...
Rahadyo Handraskoro
Rahadyo Handraskoro Mohon Tunggu... Administrasi - menulis sebagai terapi dan keluar sesaat dari kepenatan

omoi hibiki au shymponhy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Virtual Community / Digitalisasi Komunitas

2 Desember 2021   09:52 Diperbarui: 1 Maret 2024   10:09 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan adanya arus globalisasi serta perkembangan teknologi dan informasi, saat ini muncul era yang disebut sebagai cyberculture, cyberculture merupakan sebuah kebudayaan baru yang menawarkan “kesadaran pascaruang” yang seluruh aktivitasnya dilakukan didalam dunia maya. Dalam era ini, interaksi sosial tidak lagi sebatas fisik, namun telah dimediasi oleh ruang siber melalui sebuah instrumen elektronik atau gadget yang telah terkoneksi dengan sambungan internet. 

Dalam era saat ini untuk dapat bertahan dalam era tersebut, kemampuan dalam penguasaan teknologi menjadi faktor utama dalam ‘persaingan’ tersebut dikarenakan teknologi merupakan instrumen utama dari adanya kebudayaan siber. Selain penguasaan dalam teknologi, penguasaan individu atas informasi yang mengandalkan kecepatan dan selalu terkini (update) merupakan faktor pendukung selain yang telah disebutkan diatas, dalam hal ini telah merujuk kepada kegunaan internet. mengingat dalam hal ini sifat dari Internet yang tak terbatas.

Dalam perkembangan cyberculture, saat ini telah melahirkan kebiasaan baru yaitu komunitas-komunitas virtual yang bermunculan di dunia maya, komunitas ini sama sebenarnya dengan dunia nyata hanya yang membedakan adalah pemakaian sebuah media virtual untuk melakukan interaksi sesama anggota sehingga tanpa perlu hadir secara fisik (face-to-face).

Salah satu komunitas virtual yang sempat ramai di dunia maya adalah komunitas fanbase , komunitas berbentuk virtual ini tumbuh subur diakibatkan perkembangan tren pop global, seperti drama, musik, gaya hidup, dan lain-lain, Komunitas virtual tersebut menyebarkan gerakannya melalui media sosial publik baik melalui postingan dalam group facebook, membuat akun tersendiri di twitter, atau mengelola website sendiri bila mempunyai kemampuan tersebut dengan tujuan memperluas “cakupan” anggota anbase tersebut di jagat dunia virtual dan mempertahankan anggota yang sudah bergabung.

TINJAUAN PUSTAKA

Rheingold, H., “Virtual Community”, dalam Reading Digital Culture, diedit David Trent. London, Palgrave Macmillan.

Djibran, F., “Cyberculture, Transformasi Kebudayaan Pascaruang, dalam Insomnia Amnesia: Catatan mahasiswa insomnia bagi bangsa yang amnesia, 2007, Yogyakarta, UMY Press.

Jenkins, H., “Interactive Audiences? :The ‘Collective Intelligence’ of Media Fans”, dalam Fans,Bloggers, and Gamers : Exploring Participatory Culture, 2006, New York and London, New York University Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun