Bu..aku hanyalah anak kecil
sering kau lindungi bila ayah naik pitam
sering kau ajari untuk tetap bertahan manakala tangan dan kaki menjadi teman
yang tak diminta
aku menuju ke meja lalu mengambil pare tumis itu
kemudian menuju ke dapur
"ibu...biarkan aku mengupas bawang untukmu"
"ah....walaupun pahit, lebih baik tidak darah tinggi. daripada menangis namun hanya bikin mata perih" keluhmu ibu tak tentu rimba
"mengapa perih tapi tak mampu mengusap mata dengan jemari yang memotong bawang ini?"
pelan - pelan aku mengambil air minum segelas
lalu ibu meneguknya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!