Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bansos untuk Pelaku Judol, Simpati yang Ambrol

15 Juni 2024   19:23 Diperbarui: 15 Juni 2024   19:23 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ini pertanda pemerintah peduli dan simpati kepada pelaku judi online? Hingga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Muhadjir Effendy menganggap mereka sebagai korban. Kedua, mereka layak menjadi target bantuan sosial (bansos). Ketiga, pelaku judi online bisa jatuh miskin, tak peduli dari lingkungan masyarakat bawah saja, tapi juga masyarakat atas,  termasuk kalangan intelektual( perguruan tinggi) (infobanknews.com, 15/6/2024).

 "Turun tangannya" pemerintah tak urung menimbulkan gejolak di masyarakat, faktanya bukan pelaku judi online yang miskin, bahkan keluarga dan masyarakat ikut terimbas, angka kriminal semakin tinggi termasuk mereka yang depresi. Bukankah ini simpati yang ambrol alias buyar tak menjadi solusi?

 

Banyak Pendapat, Tak Sentuh Solusi Hakiki


Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi memahami ada sebagian masyarakat merasa korban judi online layak dibantu namun sisi yang lain khawatir dana bansos itu malah untuk tambahan modal berjudi lagi.

 

Saking bahayanya judi online, OJK akan terus mengedukasi masyarakat mengenai bahaya dari judol, yang  pasti akan merambah pada pinjaman online sebagai solusi praktis. Catatan OJK  ada 4.921 rekening bank yang sudah diblokir karena  terindikasi melakukan transaksi judi online,  tujuannya agar judi online tidak semakin merebak.

 

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, justru menolak menjadikan korban judol sebagai penerima bansos. Ia tidak mau menyamakan mereka dengan ojek online (ojol). Banyak pendapat, bahkan dua pembantu presiden pun beda pendapat, mana yang lebih afdol?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun