Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Cinta Berujung Petaka

2 November 2023   21:05 Diperbarui: 2 November 2023   21:09 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: ilustrasi desain pribadi

Tingginya perceraian menunjukkan rapuhnya bangunan keluarga. Terlebih jika sampai pada tindak penghilangan nyawa pasangan. Ini musibah. Ada berbagai sebab yang menjadi pemicu. Hal ini juga menjadi tanda lemahnya visi keluarga saat ini yang hanya berorientasi kepada duniawi. Juga lemahnya negara sehingga tak mampu mewujudkan perlindungan terhadap anak dan kaum perempuan. 

Keluarga muslim seharusmya memiliki visi dan misi keluarga, yang dilandaskan kepada Islam. Sebab, sebuah pernikahan diawali dengan ikrar sebuah perjanjian yang kuat ( Mitsaqan Ghalidan). Bahwa biduk rumah tangga akan diisi dengan hubungan saling melengkapi. Mengedepankan komunikasi dan amar makruf, juga terdapat hubungan pendidikan dan pengasuhan. Namun, secara fitrah fungsi keluarga yang demikian tak akan berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dari lingkungan masyarakat yang kondusif. Terutama negara. 

Negara dalam pandangan Islam, memilki berbagai mekanisme untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman. Tentram dan bahagia lahir batin. Di antaranya dengan penerapan sistem ekonomi Islam. Berikutnya sistem sanksi dan hukum yang tegas dan adil, sebab mustahil rasa aman bisa tercipta jika hukum masih bisa dibeli dan ditawar. Sistem pendidikan diselenggarakan oleh negara dengan basis akidah, kurikulum disusun berdasarkan syariat yang bertujuan membentuk kepribadian Islam. Hari ini, semestinya sudah jelas arah perjuangan kita, sebab Allah dan RasulNya telah memberikan teladan kepada kita, masihkah belum muncul keyakinan itu?

Allah swt. berfirman yang artinya,"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". (TQS al-Ahzab :36).  Wallahualam bissawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun