Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Nature

Toilet Apung, Buat Manusianya Terapung

6 Februari 2022   21:59 Diperbarui: 6 Februari 2022   22:04 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: sungai Ciliwung/liputan6.com

Malang benar nasib seorang wanita bernama Yeni Rosita (37), warga Matraman, Jakarta Timur, ia  hilang setelah kejeblos di toilet rumah yang berada di atas Kali Ciliwung. Yeni kini sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di aliran sungai di Kapuk Muara, Jakarta Utara.

"Benar mayat yang ditemukan di Kapuk Muara adalah korban yg terjeblos dari kamar mandi dan masuk ke Kali Ciliwung", ujar Kasi Ops Damkar Jakarta Timur, Gatot Sulaiman dalam keterangannya, Sabtu (detiknews.com,5/2/2022).

Ah, bak cerita sinetron Ikatan cinta, nasib rakyat menderita berseri-seri tak tahu kapan berakhirnya. Lepas dari masalah perumahan, masuk masalah sembako langka harganya mahal, masuk lagi masalah BPJS diganti kelas standar saja, masuk lagi BBM langka dan seterusnya. 

Belum lagi dengan bencana alam yang beruntun, kriminalitas yang makin beragam jenis kejahatannya. Sementara penguasa sibuk urus pemilu 2024, hanya mampu lakukan PPKM padahal Omicron mengancam dan kasus Covid-19 kembali menanjak. Kepala negara sibuk urus IKN, tebar pesona dengan bagi-bagi hadiah menciptakan kerumunan, padahal rakyatnya dilarang. 

Kali Ciliwung memang sejuta cerita sekaligus sejuta derita. Jika musim penghujan, Bendungan Katulampa tinggi maka bisa diprediksi sepanjang bantaran Kali Ciliwung waspada sebab kemungkinan besar akan terendam banjir. Belum lagi kondisi airnya yang kotor dan tercemar, padahal sungai Ciliwung termasuk di dalam kebutuhan pokok rakyat, untuk mencuci, memasak, mandi dan sebagainya. 

Namun, perbaikan mutu air hanya untuk kepentingan ekowisata dan eduwisata sungai. Tak ada hubungan dengan perbaikan nasib rakyat yang tinggal di sepanjang bantaran sungainya. Normalisasi pun tak kunjung selesai sebab berbagai kendala. Untung buang air besar saja hingga nyawa ikut terenggut. Sanitasi yang buruk, dimana penguasa?

Sepanjang bantaran sungai memang tak layak untuk ditinggali, namun apalah daya, rakyat kesulitan mendapatkan tempat tinggal yang layak, sejak 2016 wacana relokasi belum bisa benar-benar mengentaskan kemiskinan yang sangat di sana. Tak ada upaya yang benar-benar tuntas dari pihak penguasa. Berganti pemimpin kembali Ciliwung hanya menjadi PR bagi pemimpin selanjutnya. 

Salah pemimpinnyakah? Kita tahu bukan semata karena pergantian pemimpinnya namun juga karena sistem pengaturannya masih setengah hati, kapitalismelah biang keroknya, urusan rakyat dianggap sebagai bisnis, sehingga yang terjadi tarik ulur kepentingan saja, antara penguasa dan pengusaha. Rakyat terabaikan. 

Bagaimana Islam memandang persoalan ini? Tentulah kepentingan rakyat yang harus diutamakan. Selain akan merelokasi masyarakat ke tempat yang lebih baik, juga akan memaksa rakyat untuk tidak kembali menempati bantaran sungai, fungsi sungai dikembalikan kepada fungsi asal, maka akan ada perbaikan ekonomi, pembangunan perumahan yang terjangkau dan tanpa riba, kemudahan mencari nafkah hingga setiap kepala keluarga bisa menafkahi keluarganya dengan layak, memperbaiki mutu pendidikan, mendorong para ilmuwan untuk menemukan teknologi tercanggih guna mencegah bencana banjir sekaligus mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat. Serta pengaturan tata ruang perkotaan dan resapan air serta penjagaan sumber-sumber air. 

Tak akan ada keluhan tak ada dana sehingga pemerintah terpaksa menunda berbagai agenda dan perbaikan. Sebab dana tersedia dalam Baitul mal secara melimpah. Pemasukan dan pengeluaran setiap posnya diatur syariat. Tidakkah saatnya kita beralih kepada sistem yang sahih dan menghentikan semua penderitaan rakyat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun