Mohon tunggu...
Keny Jaya
Keny Jaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sekilas tentang Permasalahan Impor Gula

15 Februari 2019   13:00 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:13 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gula merupakan salah satu komoditas pangan strategis, sayangnya kebutuhan gula untuk industri  sebagian besar masih harus dipenuhi dari Impor. Dengan dalih untuk melindungi produsen gula dalam negeri, Pemerintah membedakan antara Gula Kristal Rafinasi (GKR) untuk industri dan Gula Kristal Putih (GKP) untuk dikonsumsi masyarakat. 

Sedianya  impor gula hanya untuk pemenuhan GKR, namun dalam perkembangannya GKR juga digunakan untuk instrumen stabilisasi harga gula konsumen. Akibatnya, sekarang Indonesia menduduki importir gula terbesar di dunia. 

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyampaikan sejumlah analisis dan catatan kritis sebagai early warning sekaligus masukan bagi Pemerintah dan para pemangku kepentingan atas perkembangan impor gula saat ini.

Analisis :

1. Ceruk laba dari distorsi harga
* Distorsi harga yang lebar antara rendahnya harga gula internasional dengan mahalnya harga gula di domestik membuat Indonesia menjadi importir gula selama bertahuntahun sehingga mendorong suburnya perburuan rente gula.
* Bahkan dalam tahap yang lebih jauh, distorsi harga tersebut turut andil dalam menjegal gagalnya Indonesia membangun sektor pergulaan, padahal dulu sebelum merdeka (1930-an) Indonesia adalah negara pengekspor gula terbesar di dunia.

2. Indonesia pengimpor gula terbesar di dunia
* Gula sebagaimana yang diatur impornya dalam Permendag 117 Tahun 2015 (HS1701) mengalami impor tertinggi di dunia. Menurut data BPS, pada 2018 (JanuariNovember), Impor Gula tersebut mencapai 4,6 juta ton atau senilai US$1,66 miliar. Meningkat dibanding Januari-November 2017 sebesar 4,48 juta ton. Data USDA dalam Statista (2018), menggambarkan impor gula Indonesia terbesar di dunia, mencapai 4.45 juta metrik ton pada 2017/2018.

3. Memperbaiki sektor pergulaan Indonesia
* Menyusun neraca gula yang akurat untuk memastikan ketersediaan - kebutuhan yang ada. Neraca gula ini tidak bersifat jangka panjang yang harus ada setiap tahunnya. Keberadaan neraca ini diharapkan bisa menjadi instrumen untuk mengelola pasokan dalam rangka meredam gejolak/fluktuasi harga gula.

* Melakukan inovasi/efisiensi pabrik gula pemerintah agar produksi gula non rafinasi (gula rakyat) bisa lebih kompetitif dan efisien. Kebijakan ini bisa mereduksi disparitas harga antara gula rakyat dengan gula rafinasi (impor) bisa ditekan.
* Penataan ulang pabrik gula milik Negara (BUMN) perlu dilakukan dengan upaya peningkatan kapasitas produksi. Kondisi pabrik gula BUMN saat ini cukup memprihatinkan karena di bawah skala ekonomi. Dari 45 pabrik gula BUMN, hanya 25 sekitar persen yang memiliki kapasitas produksi di atas 4.000 ton per hari. Sementara 78 persen pabrik gula di Jawa berusia di atas 100 tahun, sehingga sangat tidak kompetitif.
* Untuk meningkatkan produksi gula nasional maka diperlukan peningkatan luas areal perkebunan dan meningkatkan produktivitas usaha tani. Hal ini dapat dilakukan oleh para petani melalui peningkatan rendemen tebu, serta efisiensi ditingkat pabrik pengolahan dengan peningkatan teknologi mesin giling.

Dari hasil analisis tersebut telah banyak artikel yang diterbitkan situs berita di Indonesia. Namun, sebagai pembaca yang baik seharusnya menelaah dan menilai berita melalui sudut pandang sendiri, terlebih dimasa-masa politik seperti saat ini.

Credit analysis by Press release INDEF

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun