Mohon tunggu...
Jelita Tobing
Jelita Tobing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Diri Sendiri

20 April 2024   20:26 Diperbarui: 20 April 2024   20:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mencintai diri sendiri

Terkadang kita bisa memahami diri orang lain tapi kita susah untuk memahami diri kita sendiri. Itu mengapa? Banyak sekali orang yang mengatakan "cintailah diri sendiri sebelum mencintai orang lain" istilah seperti memahami kita sendiri, dan hanya kita yang paham apa yang kita rasakan untuk sebagian orang yang beranggapan bahwa mereka telah mencintai dirinya sendiri. Namun, ternyata tidak! Kita lupa karena terlalu memikirkan orang lain yang bahkan tidak pernah memikirkan kita. Sehingga tanpa kita sadari bisa melukai diri kita sendiri oleh kita sendiri maupun orang lain.

Ya memang sungguh berat. Sebenarnya, kita tahu bahwa orang lain menyakiti kita tapi karna kita orang yang gak enakan jadi kita gak balas seolah-olah kalau kita balas kita sama aja kayak mereka dan apa bedanya sama mereka yang menyakiti kita. Padahal kita juga sama, kita juga ingin untuk dihargai oleh orang lain, tapi kita juga harus sadar kalau bukan kita yang mencintai diri sendiri siapa lagi ya tentunya hanya diri kita. Karena, yang datang suatu saat akan pergi dan mereka yang ada suatu saat tidak ada dan yang peduli suatu saat tidak akan peduli. Lantas jika mereka pergi kepada siapa kita berpegang? Tentunya balik lagi kepada diri kita sendiri. Terus gimana cara kita mencitai diri kita kalau terus menerus seperti itu? Hmm aku juga bingung cara mendifinisikan mencintai diri sendiri itu seperti apa. Sebenarnya banyak cara untuk mendifinisikan mencintai diri sendiri. Kalau pun kita cari di google pasti banyak. Tapi menurut aku ada 3 hal yang bisa kita coba sebelum ke yang lain, yaitu memaafkan diri kita, berterimakasih kepada diri kita dan membuat ruang untuk diri sendiri.

Yang pertama memaafkan, memaafkan disini itu seperti memaafkan sikap kita yang acuh kepada diri kita sendiri yang masih mementingkan orang lain dari diri kita atau kita yang berpikir buruk tentang diri sendiri, kita coba memaafkan hal-hal yang kita tuduh ke kita sendiri bahwa kita itu tidak pantas untuk siapa pun tidak menjadi diri kita, dan tidak nethink ke diri kita. Intinya kita harus berpikir positif untuk mencintai diri sendiri, hilangkan rasa bahwa kita semuanya perlu untuk menjadi sempurna, dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu kita maafkan.

Berikutnya berterimakasih untuk bertahan sejauh ini, kita udah berusaha keras ada di titik sekarang dan kita tak mudah menyerah juga. Hal seperti ini kita pikir biasa aja tapi kita coba pikirkan lagi ini itu luar biasa loh! Ada sedikit orang menyerah ditengah-tengah. Kita tidak tahu bahwa jalan yang kita tempuh masih jauh atau tinggal selangkah lagi karena kita memikir hal-hal yang buruk yang belum tentu terjadi hingga pikiran menyerah selalu datang sehingga kita tahu bahwa garis finish sudah ada di depan mata kita. Jadi, kenapa enggak kita bilang ke diri kita sendiri untuk berterimakasih, untuk lebih baik lagi, semangat lagi, serta berpikir panjang lagi untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko. Tidak mudah memang tapi kalau mau mencoba ya kenapa enggak? Kita bisa tahu atau kita bisa mengevaluasi diri kita menjadi lebih baik lagi, Karena hanya diri sendiri yang tak bisa menghianati isi hati kita sendiri yang tau gimana kita ya hanya diri sendiri jangan terlalu mendengarkan komentar orang lain terhadap kita, boleh mendengarkan tapi kita ambil yang positif atau baiknya yang bisa membuat kita menjadi lebih baik lagi dan bukan yang membuat kita menjadi berpikir negatif, berpikir buruk jatuhnya ya jadi insecure hingga akhirnya kita putus asa karna hanya omongan orang lain yang ingin menjatuhkan kita.

Dan yang terakhir membuat ruang untuk diri sendiri. Ini bisa kita coba membuat ruangan dimana ruangan ini membuat kita nyaman, buat kita merasa ruangan ini adalah rumah, rumah yang buat kita pulang dikala dunia kita lagi tidak baik-baik saja. Diruangan ini kita bisa menceritakan apa pun yang kita rasakan entah itu tentang kehidupan, kisah percintaan, persahabatan, perkuliahan pelajaran atau cerita kesulitan yang kita alami. Terkadang kita sulit menemukan teman cerita yang mau mendengarkan keluh kesah kita dan tidak semua orang mau mendengarkan yang kita rasakan. Karena sebagian dari mereka tahu bukan untuk membantu dengan seperti itu sehingga yang apa kita rasakan kita pendam sendiri berharap masalah segera teratasi tanpa berbicara dengan siapa pun. Kadang agak nyesek tapi ya mau gimana lagi, mau kita paksa orang itu untuk mengerti kita ya kalau orangnya gak mau ya percuma. Maka membuat ruang untuk diri kita sendiri bisa jadi salah satu hal yang bisa kita coba.

Yuk sama-sama kita coba untuk mencintai diri kita sendiri, lebih mengenal apa yang kita butuhkan di kehidupan ini karena kita berhak untuk bahagia dengan diri sendiri tanpa melibatkan orang lain yang sewaktu-waktu bisa membuat kita lupa bahwa kita juga berhak atas kebahagian ini, gk mudah kalau kita hanya sendirian tapi disini aku mengajak teman semuanya untuk bisa mencintai diri sendiri sebelum dicintai orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun