Mohon tunggu...
Pendidikan

"Rentetet Ndhona Ndhona" Sampai Kapan?

9 April 2019   01:10 Diperbarui: 9 April 2019   01:29 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semakin mendekati pemilu, semakin banyak pula suara bising knalpot yang sengaja dibuat untuk memekakkan telinga. Mereka ingin mencuri perhatian publik, memancing orang untuk melihat. Konvoi ratusan orang dengan membawa bendera parpol sebagai bentuk eksistensi kelompok.

Ini jelas budaya jahiliyah yang entah kapan orang mulai sadar harus diberantas. Jelas secara ruang publik mereka mendominasi. Bahkan bisa menimbulkan efek yang merugikan bagi orang-orang di sekitar. Padahal kuping mereka sendiri disumpal pakai kapas.

Berkali-kali Bawaslu melakukan penindakan, namun ternyata tidak sebanding dengan jumlah pelanggarannya. Selain itu, mereka adalah penguasa dalam arti hukum rimba. Mereka yang membuat peraturan, mereka juga yang melanggarnya. Bagaimana bisa, orang-orang yang nantinya dipercaya untuk membuat aturan justru dalam mencapai posisi itu mereka adalah orang yang pertama melanggarnya.

Belum lagi jika kita bicara kemacetan dan berbagai kerugian lain. Mereka tidak pernah mendapat pemberitaan buruk karena barangkali sudah biasa. Sementara demo buruh yang berusaha seminim mungkin mengganggu ketertiban umum justru sering diberitakan miring. Yang sampah menumpuk lah, yang bikin macet. Mau sampai kapan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun