Seringkali para suporter menanggapi masalah transfer pemain dalam klub sepakbola cukup sentimentil. Perdebatan selalu di kedua hal, apakah ia mewakili daerah yang menjadi basis klub atau ia dapat bermain baik dan menorehkan prestasi. Atau bisa jadi keduanya.
Namun, tentu saja sulit menemukan pemain yang memiliki kemampuan tinggi jika hanya terbatas di lokal tertentu. Mengingat pembinaan usia muda di Indonesia masih jauh dari ideal. Jika local pride yang dikejar, jelas prestasi bisa menurun bahkan terancam didepak dari liga profesional.
Maka dari itu, untuk menunjang prestasi, banyak klub justru meninggalkan local pride ini. Semakin tinggi kasta liga yang diikuti, semakin ditinggalkan pula local pride ini. Jadilah kedaerahan sekadar simbol belaka. Bahkan dalam banyak hal pemain dan pelatih asing menjadi kebanggaan tersendiri.
Local Pride dapat berjalan beriringan jika pembinaan usia muda berjalan di tiap daerah. Tentu klub akan mempertimbangkan pemain dari daerahnya sendiri jika itu dapat mendukung prestasi. Liga-liga amatir yang dibuat sebagai bagian dari pembinaan pun harus dikelola dengan baik. Sehingga dua hal ini terpenuhi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H