Mohon tunggu...
Ajeng Lestari Irianto
Ajeng Lestari Irianto Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Social Media Officer

Hello there! berbagi pengalaman dan kisah menarik selama tinggal di Sumbawa dalam beberapa tahun belakangan. Dapatkan juga rekomendasi wisata dan tips trik bertahan hidup di Sumbawa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

16 Moved

7 Agustus 2015   12:31 Diperbarui: 7 Agustus 2015   12:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Menengah Atas 16 Bekasi (SMAN 16), SMA negri ini letaknya di samping Tol JORR, Pondok Melati, Jati Melati. Belum ada 10 tahun sekolah ini berdiri, tetapi sudah banyak perubahan yang terjadi. Awalnya SMA 16 hanya mempunyai satu gedung yang mempunyai 9 ruangan. Mulai dari moving class bahkan sampai moving school pun SMA 16 pernah menjalani itu semua, yang terparah harus belajar di bawah pohon bambu dan menumpang kegiatan KBM dirumah salah satu guru yang berdekatan dengan sekolah. Tetapi, itu semua adalah jerih payah pihak sekolah untuk memajukan murid SMA 16 agar tetap berlangsungnya KBM. Pihak sekolah berperan sangat banyak dalam pembangunan sekolah dan kemajuan akademik, walaupun sekolah yang baru berdiri. Sekolah mulai aktif menyalurkan murid-muridnya untuk kegiatan potensi akademik diluar sekolah.

Lalu ketika angkatan penulis, KBM diselasar tidak ada lagi, karena kini SMA 16 sudah mempunyai 3 gedung yang tersebar, dilengkapi dengan lapangan parkir, lapangan upacara, dan untuk olahraga. Lab computer, perpustakaan, Musholla, dan Lab Ekskul. SMA 16 berkembang sangat pesat. Tahun lalu ketika penulis duduk dibangku kelas 11, Kebaya disahkan Kepala Sekolah sebagai pakaian tetap untuk hari rabu, guna melestarikan budaya dan adat Jawa Barat. Perubahan ini berdampak positif pada setiap siswa, kalau dalam sosiologi “Agent of Change”. Mungkin ada beberapa siswa yang aneh ketika mendengar nama “Kebaya dan Pangsi” dikarenakan sebagian dari penduduk Bekasi asalnya dari luar pulau Jawa (Imigran). Kini menjadi tahu, dan nilai-nilai budaya mulai tertanam terbukti dari banyaknya siswa/siswi yang meminati ekskul Angklung dan Tari daerah. Awalnya memang agak aneh dan asing, tetapi lama-kelamaan menjadi kebiasaan, kebiasaan adalah adat. Adat ada apabila masyarakat melakukan sesuatu secara terus-menerus dan menjadi kebiasaan didalam masyarakat itu, serta enggan untuk melanggarnya. SMA 16 telah membuktikannya, karena kini adat Jawa Barat kembali hidup ditengah perkembangan jaman/era globalisasi.

Patut bangga bersekolah di SMA 16 Bekasi, Setiap seragam siswa sebuah bendera Merah Putih kecil yang ditempel diatas kantung saku. Ini membuktikan bahwa siswa tersebut ber kewarganegaraan INDONESIA. Pak Dedi Supardi M.pd selaku kepala sekolah SMA 16, mengimbau para murid pada saat upacara senin (27/7). Bahwa setiap sekolah diwajibkan, setiap sebelum KBM berlangsung setiap kelas menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Imbauan itu datangnya dari kementrian pendidikan. nampaknya, perubahan mulai terjadi disetiap sekolah. Ini adalah batu loncatan yang bagus untuk kegiatan Pendidikan di Indonesia. Penulis yakin, bahwa Indonesia akan maju dengan menerapkan nilai budi luhur kembali disetiap sekolah. Kini lantunan lagu Indonesia Raya akan terdengar setiap hari. Agen Perubahan tidak selalu datang dari hal-hal baru, tetapi juga bisa datang dari kesadaran kolektif untuk menghidupkan kembali nilai luhur bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun