Semua kisah tentang SS bermula di Pertamina. Kedekatannya dengan Endriartono Sutarto, Panglima TNI era SBY saat menjadi bagian Tim Penataan Unit Bisnis TNI sekaligus Komisaris Utama Pertamina, membuat nama SS dititipkan kepada Ari Soemarno, Dirut Pertamina, agar diberi jabatan. SS kemudian menjadi staf ahli Dirut.
Â
Ari Sumarno merupakan pegawai karir di Pertamina yang mengawali kerjanya di bagian pengolahan. Karirnya sesungguhnya sudah tamat pada awal 1990-an, ketika dia terbukti melakukan penyimpangan dalam pembangunan Kilang LNG Bontang. Silakan baca Ari Soemarno Dirut Pertamina yang Pernah Terpinggirkan. Jabatan Ari diturunkan dan tidak diberikan kewenangan apapun.
Pasca-reformasi, Ari dipromosikan menjadi Presiden Direktur Petral Singapura, perusahaan yang menjadi trading arms Pertamina dalam memasok minyak mentah dan BBM untuk kebutuhan dalam negeri. Pencapaian Ari ini tidak lepas dari dukungan cukong migas sekaligus gurunya, Nasrat Muzayyin (Baca di: http://concordenergygroup.com/about-us/our-people/knowledge-base/).
Selang beberapa waktu kemudian, Muhammad Reza Chalid, salah satu murit Nasrat lainnya, diberi akses luas Purnomo Yusgiantoro (waktu itu Menteri ESDM) untuk masuk dan belajar di Petral, sekaligus berkongsi dengan Ari. Tapi, di kemudian hari keberadaan Reza mengusik Nasrat.
Pada tahun 2004, Ari Sumarno dipromosikan menjadi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina. Posisinya di Petral digantikan oleh Hanung Budya dan posisi Hanung sebagai Vice President digantikan oleh Daniel Purba. Pada saat ini, Reza sudah mulai menguasai Petral dan menyingkirkan keberadaan Nasrat.
Nasrat lalu komplain ke Ari. Hubungan keduanya renggang. Melalui Purnomo Yusgiantoro, waktu itu, terumuskanlah satu formula kesepakatan antara sang Guru dan muridnya, dalam bisnis pengadaan minyak mentah dan BBM Pertamina. Nasrat, karena sudah kenyang puluhan tahun mendapat porsi 30% dan Reza memegang 50% dari total pasokan yang dibutuhkan. 20% sisanya dibagi-bagi untuk akomodasi pihak lain.
Perdamaian bisnis ini membuat Ari Soemarno mendapat jatah saham 35% di Concord Energy, milih Nasrat.
Ari lalu diangkat menjadi Dirut Pertamina pada tahun 2008. Di Pertamina era Ari Soemarno, muncul tiga aktor migas baru yang langsung berkoordinasi ke Ari, yaitu SS, Widhyawan Prawiraatmadja (saat ini Staf Ahli Menteri ESDM), dan Karen Agustiawan (sosok yang pada akhirnya menggantikan Ari Soemarno sebagai Dirut). SS yang pada awalnya dijadikan staf ahli selanjutnya diberi tugas sebagai Senior Vice President (SVP) untuk Integrated Supply Chain (ISC).
ISC merupakan unit baru yang dibentuk untuk menggantikan peran Petral dalam pasokan minyak mentah dan BBM nasional. ISC direkayasa ke publik sebagai antitesis Petral, dipimpin sosok antikorupsi yang aktivis Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), SS, dan karenanya patut didukung Presiden dan publik. Padahal di baliknya, ini adalah langkah untuk memuluskan upaya Concord Energy menguasai bisnis migas Pertamina sekaligus perlahan menyingkirkan Petral.
Untuk menjalankan pekerjaan, SS dibantu Daniel Purba yang diberi jabatan VP di ISC. Daniel Purba adalah orang kepercayaan Ari Soemarno dan punya pengetahuan soal migas lebih baik daripada SS.