Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Makam Kuno Belanda di Surabaya

26 Juni 2013   16:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:24 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makam kuno itu memiliki bentuk yang cukup unik dan menarik.  Sebuah patung berbentuk malaikat yang bersayap setinggi sekitar 1,5 meter tampak menghiasi bagian atasnya. Ada juga ornamen berbentuk rangkaian bunga menghiasi tulisan pada nisan makam tersebut. Tulisan itu dalam bahasa Belanda yang berisi informasi tentang jenazah  yang berada di  dalam makam itu. Makam itu adalah salah satu dari ratusan bahkan mungkin ribuan makam khusus bagi orang Belanda yang ada di Kota Surabaya. Lokasinya berada di Jalan Peneleh - Surabaya yang berjarak sekitar 1,5 km dari kawasan Monumen Tugu Pahlawan.

Memasuki kawasan makam ini di bagian depan  terdapat papan kayu yang menjelaskan bahwa Makam Belanda  ini berada dalam naungan Dinas Pertamanan - Pemerintah Kota Surabaya.  Sebuah pagar besi yang telah berkarat dan beroda kecil pada bagian bawahnya menjadi pagar pembatas pada  halaman  luarnya.
Rasa takjub saya ketika berada di kawasan makam  Peneleh ini. Sejauh mata saya menebarkan pandangan tampak berderet makam-makam  kuno itu. Makam-makam kuno itu memiliki bentuk yang beraneka ragam. Begitu pula dengan ukurannya.
Ada makam yang dibangun dengan menggunakan batu yang disemen, batu marmer  dan ada juga yang menggunakan besi tempa.Beberapa makam dihiasi dengan berbagai ornamen yang berupa patung atau ornamen-ornamen hiasan lainnya.Seperti patung dan relief Yesus Kristus, Bunda Maria, malaikat , Salib, wajah anak-anak dan sebagainya
Pada makam itulah tertulis nama dan informasi tentang sosok yang dimakamkan. Ada juga yang bertuliskan kata-kata kenangan dari istri, anak dan keluarga yang ditinggalkan. Dengan bentuk dan nuansa kunonya yang cukup khas dan artistik, kawasan makam Peneleh ini sering menjadi lokasi pemotretan untuk fashion, pre wedding atau aktifitas fotografi lainnya.
Konon, makam Peneleh ini merupakan salah satu dari pemakaman modern yang ada di dunia karena  dibangun pada tahun 1814 oleh pemerintah kolinial Belanda dengan nama resmi De Begraafplaats Peneleh Soerabajaatau  Makam Peneleh Surabaya.Memiliki tata letak makam yang rapi sesuai dengan blok. Selain itu juga memiliki catatan tentang jenazah yang dimakamkan, silsilah keluarga dan fasilitas krematorium yang sudah ada  sejak kompleks pemakaman ini dibangun.
Makam Peneleh awalnya berada pada lahan seluas 5.4 hektar dan saat itu berada di luar batas kota dengan pagar batas kota berada di dareah Kebon Rojo ( Kantor Pos Besar  Kebon Rojo - Surabaya ).
Yang menarik, makam Peneleh ini dibangun  berkisar 20 tahun  sebelum kompleks pemakaman Belanda yang serupa di kebon Jahe Kober Batavia yang dibangun pada tanggal 28 September 1795, namun  usia makam Peneleh ini lebih lama dibanding Fort Cannin Park di Singapura ( 1926 ), Gore Hil Cemetery di Sidney ( 1868 ), La Chaise Cemetery di Paris ( 1803 ) dan Arlinton National Cemtery di Washington DC ( 1864).
Sayang, banyak diantara makam-makam Belanda itu dalam keadaan yang rusak parah. Bahkan banyak yang meninggalkan lubang-lubang yang cukup besar pada makam.
Bila makam-makam kuno di mancanegara tersebut tampak bersih dan terawat dengan baik sebagai cagar budaya, di kawasan makam Peneleh ini Anda akan menjumpai pemandangan yang sebaliknya. Anda akan merasa  miris karena keadaan makam   banyak yang rusak parah dengan lingkungan yang sangat kotor dan  jorok sekali.
Entah apa dan bagaimana yang dirasakan oleh keluarga dan ahli waris dari jenazah-jenazah yang dimakamkan di Makam Peneleh ini jika mereka berkesempatan untuk  berkunjung  dan berziarah di pemakaman ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun