Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nuansa Nostalgia di Gedung Balai Pemuda Surabaya

15 November 2013   14:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:08 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melintas di sebuah ruas jalan di pusat kota Surabaya, ada sebuah bangunan kuno yang sangat menarik. Bangunan itu mempunyai desain dan arsitektur yang sangat indah ala bangunan masa kolonial. Taman yang asri di sekitarnya menjadikan keindahan bangunan itu semakin lengkap. Ya, bangunan itu adalah Gedung Balai Pemuda yang berlokasi di Jalan Pemuda yang berdekatan dengan Gedung Grahadi - Surabaya. Lokasinya juga berada pada persimpangan antara jalan Gubernur Suryo-Yos Sudarso-Pemuda sehingga mudah untuk menuju kesana.

Gedung Balai Pemuda saat ini digunakan sebagai tempat untuk Pusat Informasi Wisata Surabaya. Selain itu  juga terdapat ruangan di sebelah utara Dewan Kesenian Surabaya, sebagai Pusat Pagelaran Kesenian Surabaya (PPKS),  pusat pembinaan seniman/seniwati muda yang tergabung dalam Bengkel Muda Surabaya (BMS) dan Akademi Seni rupa Surabaya (AKSERA).
Karena Balai Pemuda ini juga merupakan salah satu Dinas penghasil Pendapatan Asli Daerah ( PAD )  Surabaya , maka  gedung Balai Pemuda juga digunakan untuk berbagai keperluan publik  dengan cara menyewakan gedung kepada masayarakat untuk  berbagai tujuan, antara lain untuk : Resepsi Pernikahan, Seminar, Pameran, Audisi Seni, Pagelaran Musikdan sebagainya.
Sesuai dengan bentuk bangunannya yang kuno, gedung Balai Pemuda ini merupakan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda.Pada tahun 1907 – 1945 gedung ini bernama De Simpangsche Societeit yang merupakan milik suatu perkumpulan orang-orang Belanda dan berfungsi sebagai pusat tempat rekreasi orang-orang Belanda  untuk pesta ria, dansa dan lainnya.
Pada tahun 1945 , gedung ini kemudian dikuasai oleh Arek-arek Suroboyo yang tergabung dalam Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang sekaligus merupakan MARKAS PEMUDA Surabaya. Dengan perlawanan yang sengit dari tentara Belanda , pejuang Surabaya kemudian  mundur dan akhirnya gedung ini dikuasai lagi oleh tentara Belanda.
Pada tahun 1950 saat Indonesia sudah merdeka, pejuang Surabaya  masuk ke kota dan Gedung ini dikuasai oleh Penguasa Militer Provinsi Jawa Timur  dan sebagai pelaksana Penguasa Militer adalah KMKB Surabaya.
Gedung ini  akhirnya berganti nama menjadi Balai Pemuda Surabaya pada tahun 1957 dan digunakan untuk menampung kegiatan pemuda, termasuk menjadi markas KAMI dan KAPPI dalam menumpas G 30 S/PKI.
Pada tahun 1979 Balai Pemuda mengalami pemugaran namun tidak merubah bentuk aslinya dan hingga sekarang dijadikan pusat pagelaran kesenian dan kegiatan lainnya di Surabaya.
Berada di dalam gedung ini kita bisa menyimak berbagai ornamen bangunannya yang klasik mulai dari kursi dan meja, jendela, lampu gantung, plafon dan sebagainya. Ada juga p[erangkat mesin hitung kuno yang terawat dengan baik.
Sebagai pusat informasi wisata Surabaya, di dalam gedung ini kita bisa memperoleh informasi dan penjelasan tentang wisata di Surabaya baik berupa brosur, leaflet, kartu pos dan sebagainya. Ada juga stand yang menjuual cinderamata khas Surabaya.
Karena itu bila Anda berkunjung ke Surabaya, usahakan sempatkan diri untuk berkunjung ke Gedung balai Pemuda ini dan rasakan nuansa nostalgia masa lampau melalui keindahan bangunannya. Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini : Gratis : Tiket Nonton Piala Dunia 2014 Gaun Pengantin Terbuat dari 9999 Kuntum Bunga Mawar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun