Watu Gajah , begitulah warga Tuban menyebut sekumpulan batu besar yang berada di tengah ladang yang ditanami jagung dan kacang ini. Lokasinya berada di desa bejagung Kecamatan Semanding, tak jauh dari Jalan Raya Semanding menuju wisata Pemandian Bektiharjo.
Nama Watu gajah yang berarti Batu Gajah itu karena bila dicermati secara sepintas , beberapa bongkah batu besar itu bentuknya memang seperti gajah dengan berbagai posisi dan pose. Ada yang menelungkup, berdiri, rebahan dan sebagainya. Seolah lengkap dengan mata , telinga dan belalai.
Batu-batu yang berwarna hitam itu sendiri letaknya saling berdekatan. Setidaknya ada 5 batu besar yang bentuknya mirip gajah disana. Sayang karena rimbunnya semak-semak di sekitar lokasi yang juga menutupi batu-batu itu, menjadikan bentuk gajah pada batu-batu itu menjadi kurang jelas.
Selain itu juga ada sebuah batu besar yang bentuknya seperti Puzzle dengan tiga keping pecahan batu.
Entah sejak kapan batu-batu itu disebut dengan nama Watu Gajah. Konon, menurut legenda yang ditutur-tinularkan oleh warga setempat, keberadaan Watu gajah ini pada masa lampau ada kaitannya dengan sejarah Sunan Bejagung, seorang ulama sakti yang makamnya berada sekitar 500 meter arah utara dari Watu Gajah.
Kisahnya, Watu Gajah itu merupakan penjelmaan dari pasukan Gajah yang hendak menyerang Sunan Bejagung dan para pengikutnya. Dengan kesaktiannya, Sunan Bejagung menghentikan serangan pasukan gajah itu dan mengutuknya menjadi batu.
Terlepas dari Legenda itu, Watu Gajah ini memang cukup menarik untuk dikunjungi. Apalagi karena letaknya yang berdekatan dengan lapangan milik desa setempat, bila sore hari ada saja warga yang berkerumun di sekitar Watu Gajah. Beberapa diantaranya bercengkerama dengan menduduki batu-batu itu.
Di sekitar Watu Gajah ini juga terdapat gua yang juga ditumbuhi banyak  semak belukar. Melihat luasnya kawasan gua itu dan banyaknya lubang gua sebagai pintu masuknya, tampaknya gua  di Watu Gajah ini memiliki banyak lorong dan relung gua yang luas dan panjang.
Adanya gua di Watu Gajah itu tentunya menjadi banyak tanda Tanya besar yang cukup menarik perhatian yaitu bagaimana bentuk dan keadaan dalam gua  itu dan apa saja  yang ada di dalamnya.
Andai gua-gua itu diteliti dan ditelusuri lebih lanjut , mungkin saja di dalamnya terdapat  potensi ‘ mutiara-mutiara terpendam ‘ yang berkaitan dengan pesona keindahan gua alami.
Entah lah bila Pemerintah Daerah setempat tak menyadari dan melihat potensi wisata yang terpendam itu dan membiarkannya terbengkalai begitu saja. Bila hal ini yang terjadi, niscaya   kawasan Watu Gajah ini akan bernasib sama seperti nasib Watu Ondo, Banyu Langse dan Air terjun Nglirip yang terlantar tanpa adanya perhatian dari pihak yang terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya