Gresik adalah kota kecil dengan banyak terdapat bangunan kuno dan bersejarah. Menyusuri kawasan kota ini kita bisa menjumpai banyak bangunan dengan nuansa dan artsitektur yang dipengaruhi dengan budaya Islami, Tionghoa dan era kolonial Belanda. Diantara bangunan lama itu terdapat sebuah kelenteng yang ternyata merupakan satu-satunya kelenteng di kota ini. Walau berada di pusat kota, ternyata kelenteng ini cukup tersembunyi karena berada di tengah kawasan perkampungan.
Kelenteng itu bernama Kim Hin Kiong yang berlokasi di Jl. Dr Setyobagudi Gg V no 56. Dari alun-alun Kota Gresik jaraknya sekitar 400 meter dengan melewati akses jalan berupa gang dengan banyak bangunan kuno ala daerah pecinan.
Dari kejauhan, tepat di ujung jalan tampak bangunan Kelenteng Kim Hin Kiong yang berwarna merah dan kuning yang sangat mencolok.Ukuran kelenteng itu tak begitu besar dan cukup lengang. Setelah mengucapkan salam dan menunggu beberapa lama, tampak keluar seorang wanita yang merupakan pengurus kelenteng.
Tak banyak informasi yang bisa dia berikan tentang kelenteng tua ini. Selain menjelaskan bahwa kelenteng ini untuk menghomati Thian Sang Seng Boo ( Ma Co Poh) yang dikenal sebagai Dewi Kebaikan. Sayang, karena saya bukan penganut aliran Tri Darma, seperti halnya kelenteng lainnya, di kelenteng ini saya juga tidak diijinkan untuk memotret langsung ke arah altar utama persembahyangan dimana disana ditempatkan arca Thian Sang Seng Boo.
Di ruangan altar utama itu terdapat ornamen dan perlengkapan ibadat umat kelenteng lengkap dengan lilin-lilin yang berukuran besar dan asap dan bau dupa yang senantiasa menguar.Walau tak bisa leluasa mengambil foto di kelenteng ini itu tak menjadi masalah bagi saya, karena saya masih bisa menikmati keindahan bangunannya.
Di bagian depan kelenteng terdapat gerbang yang cukup kecil dan tidak begitu tinggi.Di bagian atas gerbang itu terdapat tulisan Tempat Ibadat Tri Dharma Gresik Kim Hin Kiong. Sedangkan di samping kanan dan kirinya terdapat hiasan tulisan dalam huruf China yang sayang saya juga tak tahu apa arti dan maksudnya.
Kelenteng ini diapit oleh dua bangunan menara berbentuk pagoda yang digunakan sebagai tempat pembakaran dupa, kertas-kertas doa dan sebagainya. Selain itu juga diapit oleh dua patung Ciok Say ( Singa ) yang sedang bermain dengan anaknya.
Patung Ciok Say itu cukup indah dengan bentuk dan warnanya yang artistik. Di dekat Ciok Say itu terdapat tempat bagi umat kelenteng untuk menyalakan lilin.Aneka lampion dan ornamen menghias di bagian atas ruangan. Sedangkan di bagian depan sisi tengahnya terdapat sebuah hiolo yang cukup besar dan berwarna keemasan.
Hiolo itu juga dihiasi dengan ornamen kepala naga di sisi depan dan di keempat kakinya, serta ornamen dua ekor naga menempel yang menemmpel di kiri dan kanan hiolo.Di sebelah kanan dan kiri kelenteng ini juga terdapat ruangan lainnya seperti ruangan serba guna, gudang dan sebagainya.
Setelah merasa cukup mendapatkan foto-foto, saya kemudian berpamitan pada pengurus kelenteng. Akhirnya, saya mendapatkan tambahan pengalaman berkunjung ke tempat ibadat Tri Darma di Kelenteng yang ada di daerah yang terkenal dengan makanan Pudak-nya ini
Free Trial 41.000 Movies  + TV  Episode = Amazon Prime
Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun
Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya