Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejak Sejarah Bank Mandiri Di Surabaya

2 September 2013   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:28 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kawasan Jembatan Merah di Kota Surabaya - Jawa Timur banyak terdapat bangunan kuno. Beberapa diantaranya berada di sepanjang ruas Jalan Kembang Jepun yang berada di timur Jembatan Merah. Salah satu  bangunan kuno itu adalah Gedung Bank Mandiri yang pada jaman dulu  bernama Escompto Bank.Gedung itu sendiri masih terawat hingga saat ini dan digunakan sebagai kantor Bank Mandiri Kanor cabang Kembang Jepun  pada lantai atas dan Museum Bank Mandiri di lantai bawah.Escompto Bank   dibangun oleh arsitek Belanda Marius J. Hulswit pada tahun 1928.

Sesuai dengan nama dan peruntukannya, di lantai 1 gedung itu menjadi tempat untuk menaruh dan menyimpan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Bank ini pada masa lampau.
Koleksi benda-benda kuno dan bersejarah itu ada yang ditempatkan dalam pigura dan etalase kaca karena faktor keadaan benda yang telah rapuh. Ada juga yang disimpan tanpa etalase untuk benda-benda yang berukuran besar dan terbuat dari besi.
Benda-benda itu berupa arsip dan dokumen-dokumen penting perbankan, surat pengakuan hutang yang dulu ditulis dengan tangan, brankas, mesin ketik dan mesin penghitung yang kuno dan sebagainya.
Yang menarik, ada juga pigura kaca yang memajang lembaran mata uang Jepang yaitu Yen. Uang itu dulunya milih nasabah berwaganegara Jepang yang menyimpan uang di Escompto. Karena Jepang takluk dan menyerah pada pendudukan tentara Belanda, uang yen milik nasabah dari Jepang itu tidak sempat dia ambil karena mungkin dia kembali ke negaranya di Jepang atau karena faktor lainnya.
Pada salah satu etalase kaca juga terdapat dokumen-dokumen pribadi milik Kepala Cabang Escompto ini jaman dulu. Dokumen itu berupa surat , amplop, foto, buku Surat Ijin Mengemudi, perhiasan dan sebagainya.
Selain itu pada etalase-etalase terbuka terpajang benda-benda kuno lainnya seperti komputer, kalkulator, televisi dan sebagainya.Sedangkan yang unik, karena benda-benda itu umumnya terbuat dari besi dan sangat berat, pada salah satu mesin ketik kuno itu terdapat lembaran kertas yang isinya tertulis tentang sayembara berhadiah uang Rp 1.000/000.
Hadiah uang tunai itu disediakan bagi siapa saja yang bisa memindahkan mesin ketik itu secara sendiri ke tempat yang hanya berjarak q meter dari tempatnya semula. Sayembara itu mungkin terkesan mudah dan sederhana sekali. Namun pada kenyataannya ternyata sangat susah sekali untuk memuindahkan mesin ketik itu mengingat ukurannya yang cukup besar dan sangat besar.
Pada koleksi yang lainnya juga terdapat semacam lemari besi untuk menyimpan lembaran-lembaran yang berisi tentang data para nasabah bank.
Seperangkat perabotan meja dan kursi yang dulu digunakan oleh kepala cabang bank ini juga bisa dijumpai. Termasuk juga foto-foto lama dengan nuansa nostalgianya.
Adanya benda-benda kuno tentang sejarah Escompto Bank di gedung  itu menjadi penambah daya tarik wisata di Surabaya. Terlebih benda-benda kuno itu  tertata dan terawat dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun