Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu...

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dendeng Tokek Yang Unik Ala Probolinggo

13 Juli 2013   21:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:36 2446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi banyak orang, Tokek merupakan hewan yang cukup menjijikkan dan menakutkan. Dengan wajah yang cukup menyeramkan dan giginya yang cukup tajam, binatang ini cukup membuat bergidik. Namun tidak demikian halnya dengan Didik Prabudi,warga Desa Tegal Siwalan Kecamatan Leces - Kabupaten Probolinggo, Jawa  Timur. Justru dari tokek itu, pria ini bisa mendulang rezeki miliaran rupiah dengan berbisnis tokek ini. Tokek kering itu diekspor ke China dan negara lainnya untuk bahan baku obat-obatan. Sedangkan  tokek hidup dipasarkan di pasar domestik, juga untuk bahan obat-obatan, terutama obat kulit.

Lokasi usaha tokek milik Didik Prabudi sangat mudah dikenali karena terletak di tepi ruas jalan Raya Leces - Lumajang, tepatnya di belakang warung makan Andira. Memasuki lokasi usaha itu, bau yang tidak enak dan menyengat ala bangkai binatang terasa menguar dari dalam ruangan dan sekitarnya.
Rupanya bau itu merupakan bau dari rangkaian proses pengolahan dari tokek hidup menjadi tokek kering. Tokek yang hidup setelah dibelah perutnay dan dikeluarkan isi perutnya kemudian dari ujung ekornya sampai ke dalam tubuhnya kemudian ditusuk dengan sebatang bambu.
Pada bagian bawah tubuh tokek kemudian diberi lembaran bambu yang pipih dan lebar untuk mengembangkan tubuh tokek.
Setelah tokek ditata sedemikian rupa dan diberi penjepit, tokek-tokek itu kemudian dikumpulkan dan ditata dalam wadah bambu bersama ratusan atau bahkan ribuan tokek lainnya.
Proses berikutnya adalah memasukkan tokek-tokek itu ke dalam mesin pengering atau oven selama 24 jam.Tokek yang keluar dari mesin oven itu tampak sudah kering.
Tokek-tokek yang sudah kering itu oleh para pekerja kemudian disortir menurut ukuran dan kualitasnya. Kemudian tokek-tokek itu dimasukkan ke dalam kardus yang berlapis plastik untuk dikemas. Jumlah tokek yang dimasukkan ke dalam kotak kemaan itu berbeda tergantung kualitas dan ukuran tokek.
Didik Prabudi berbisnis tokek itu sejak tahun 1990an. Kini dia  bersama 10 peternak plasma mengembangkan budidaya tokek dengan melibatkan sekitar 100 warga di Desa Tegal Siwalan dan daerah lainnya.
Menurut Didik, pasar dalam bisnis tokek sebenarnya masih angat luas dan terbuka lebar. Hal ini karena permintaan pasar masih lebih banyak daripada persediaan yang ada.
Selama ini importir menutupi kekurangan pasokan dari Indonesia dengan mengimpor tokek dari Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Importir itu sendiri  sebenarnya lebih memilih tokek kering dari Indonesia karena harganya lebih murah.
Selain diekspor, Didik Prabudi juga memasarkan tokek-tokek itu dalam bentuk kemasan plastik siap jual dalam bentuk bubuk Tokek dan Dendeng Tokek. Yntuk Dendeng Tokek pda setiap kemasannya berisi dua ekor tokek kering.
Bagaimana, apa Anda tertarik mencoba mencicipi rasa Dendeng Tokek produksi Didik Prabudi ini ?
Dendeng Tokek ini tentu merupakan sebuah hal yang cukup unik dan menarik dari Kota Probolinggo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun