Oleh-oleh dari berpergian ke suatu kota yang berupa makanan, buah-buahan, souvenir, pakaian dan sebagainya tentu adalah hal yang biasa saja. Tetapi bila oleh-oleh itu berupa makanan yang berbentuk dendeng, tentu cukup menggoda selera untuk dinikmati. Tetapi untuk dendeng yang satu ini, tentu akan membuat Anda berpikir dua kali untuk mau atau segera menyantap dan menikmatinya. Pasalnya, dendeng yang satu ini terbuat dari binatang tokek ( Gekko gecko ). Dari bentuk Tokek yang cukup menyeramkan, tentu butuh nyali tersendiri untuk menikmati dendeng tokek yang unik.
Dendeng Tokek ini merupakan oleh-oleh yang diproduksi oleh Didik Prabudi,
warga Desa Tegal Siwalan Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur.
Pria ini justru tidak tertarik dan berminat dengan tokek bertubuh gendut yang menghebohkan seperti yang terjadi pada beberapa bulan yang lalu.
Sebaliknya, Didik Prabudi justru lebih berminat pada tokek jenis rumahan yang biasa kita jumpai dengan ciri bobot tubuh tokek yang standard dan cenderung kurus.
Dari
bisnis tokek yang sudah digelutinya sejak 10 tahun yang lalu itu,
dia telah mendapatkan hasil miliaran rupiah.
Beberapa bangunan
rumah plus bangunan rumah baru yang sedang dibangun dan beberapa mobil mewah yang dimilikinya tentu sudah bisa menunjukkan betapa manisnya bisnis tokek itu.
Didik lebih tertarik memilih tokek kurus itu karena tidak banyak lemaknya sehingga
mudah untuk dikeringkan dengan cara dioven.
Menurutnya, bagian tubuh tokek yang berkhasiat dan banyak digunakan adalah pada bintik-bintik berwarna oranye yang terdapat pada sekujur kulit tokek pada bagian atas.
Bintik-bintik itulah yang konon mengandung zat-zat tertentu yang berkhasiat dalam obat-obatan tradisional, kosmetik dan keperluan lainnya.
Tokek oven kering itu itulah yang banyak diminati oleh pasar importir di luar negeri.
Beberapa rekannya di luar negeri yang juga berbisnis tokek kering seperti Jepang, Korea, Taiwan, Singapura dan sebagainya itu telah menjadi pelanggan tetap Didik Prabudi.
Guna ketersediaan pasokan bahan baku tokek, Didik menangkarkan tokek sendiri dan telah memiliki
surat izin penangkaran tokek dari Dishut Jawa Timur No.522.52/343/116.03/2008.
Selain itu dia juga menerima kiriman tokek dari penangkar tokek lainnya yang banyak terdapat di daerah sekitar tempat tinggalnya.
Selain itu
ada juga tokek yang diperoleh dari perburuan dan penangkapan di alam.
Sejumlah pemburu tokek berburu tokek di sekitar Probolinggo bahkan hingga Jember, Lumajang, Banyuwangi, dan
Madura.
Beberapa tahun terakhir ini pasar di dalam negeri juga terbentuk untuk tokek olahan, meski pangsanya tidak sebesar pasar ekspor.
Untuk pasar lokal, Didik menyiapkan dendeng tokek yang dia kemas dalam kemasan
plastik berisi dua ekor dendeng tokek dengan harga Rp 20.000 per kemasan.
Menurut Didik, pasar untuk tokek kering di mancanegara itu masih terbuka lebar.
Sementara ekspor tokek oven asal Indonesia mencapai kisaran 1 juta sampai 2 juta ekor per tahun dan dia hanya bisa mengekspor 300-400 ribu ekor tokek oven
Nah, bila Anda berkunjung ke kota Probolinggo dan punya nyali untuk menikmati makanan yang cukup ekstrim ini, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh Dendeng Tokek produksi Pak Didik Prabudi yang lokasinya berada di tepi Jalan Raya Probolinggo - Lumajang ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Travel Story Selengkapnya