Bangunan kuno itu biasa disebut dengan nama Roti Manis karena bentuknya yang seperti roti manis. Beberapa mobil tampak parkir di sekitarnya. Bangunan yang berbentuk seperti bunker itu berada di sekitar Markas Komando Armada RI Kawasan Timur ( Koarmatim ) TNI Angkatan Laut di Dermaga Ujung – Surabaya itu sangat dikenal dengan bentuk bangunannya yang cukup unik. Bangunan itu didirikan sebelum masa perang dan menjadi tempat berlindung sementara bagi tentara Belanda dan  berfungsi semacam bunker dari serangan pihak musuh.Bangunan itu dibuat pada tahun 1939 oleh militer Belanda dalam pengembangan pangkalan angkatan lautnya di surabaya. Ketika Jerman menguasai Belanda pada tahun 1940, sekolah angkatan laut Belanda didirikan di Surabaya. Mereka mengira akan adanya serangan udara dari pihak Jepang yg merupakan sekutu Jerman.
Saya bersyukur bisa menyusuri kawasan ini ketika mengikuti acara Hari Armada RI Ke 67 pada tgl 5 Desember 2012. Saat itu bersama dengan seorang teman yang juga ditemani seorang personel TNI Angkatan Laut, saya diajak menyusuri dan melihat Bunker Roti Manis yang berada di sebelah timur dari dermaga kapal-kapal perang yang ditambatkan itu.
Bentuk bunker itu cukup unik seperti ujung peluru dengan terdapat beberapa pintu di bagian bawahnya. Sayang, pintu-pintu itu sekarang dalam keadaan tertutup dengan cor beton sehingga tidak bisa mengetahui bagaiamana bentuk ruangan di dalamnya.
Disana ternyata ada tiga bangunan bunker dengan bentuk yang sama. Masing-masing bunker itu berjarak sekitar 100 meter. Konon, ketiga bunker itu saling terhubung melalui jalan di bawah tanah.Bagian bawah tanah yang menghubungkan bunker satu dengan lainnya, kini sudah tidak terpakai lagi. Bahkan di beberapa tempat dibiarkan menjadi tempat timbunan sampah.
Menurut Ady Setyawan, ST dari Komunitas Roodebrug Soerabaia, Bunker Roti Manis itu merupakan bangunan Belanda dan dibuat jauh sebelum perang. Dalam bahasa Belanda bunker perlindungan ini disebut ' Suikerbrood ' yang jika diartikan bisa berarti 'Roti Gula' atau Roti Manis', mungkin karena bentuknya yang mirip roti
Dalam buku " Soerabaja Beeld van een stad " halaman 32 terdapat gambar di atas, orang - orang berlarian nampak seperti sedang berlari-lari mengelilingi bangunan itu.Ternyata itu adalah bagian dari latihan menanggapi serangan udara dari angkatan laut Belanda yang biasa disebut " Luchtbeschermingsoefening ".
Pada saat itu, ketika alarm dibunyikan sebagai tanda bahwa ada serangan udara, setiap orang harus segera menempati posisinya baik di dalam bunker maupun bagian melayani senjata anti serangan udara. Pada tahun 1942, tentara Belanda yang bertugas di Dutch East Indies harus bersiap menahan serbuan tentara Jepang yang melakukan ekspansi daerah jajahannya.
Beberapa pertempuran besar terjadi di Sumatra, Kalimantan dan Jawa baik di laut, darat dan udara.Jepang seringkali mengirimkan pesawat - pesawat pembom untuk  menetralisir kekuatan Belanda.
Bunker itu cukup menarik dengan berbagai kisahnya di masa lampau. Apalagi tak jauh dari sana terdapat dermaga tempat berbagai kapal perang milik TNI Angkatan Laut RI ditambatkan.
Termasuk juga terdapat KRI Dew Ruci yang sangat legendaris itu.
Agak jauh juga terdapat Monumen Jalesveva Jayamahe yang sangat megah.
Tetapi sayang, kawasan ini tertutup untuk umum karena merupakan kawasan militer. Untuk memasukinya pun harus melalui banyak pos penjagaan yang sangat ketat.
Untunglah , kita bisa memasuki dan melihatnya ketika mengikuti acara Hari Armada RI dan Naval Open Base Day yang diadakan pada setiap tahunnya. Pada acara tersebut kawasan ini biasanya terbuka untuk umum walau hanya dalam beberapa jam saja. Free Trial 41.000 Movies  + TV  Episode = Amazon Prime Click : Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun
The Sound Of Indonesia - Addie MS Main Game = Dapat Dollars Instant Access To Get Freelancer Jobs Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter Peluang Mendapatkan Dollar Via Internet Museum Santet Di Surabaya Tips Memasang Iklan Di Blog Share Status di Fb/Twitter Dapat Komisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya