Iri adalah awal dari kompetisi. Dan penulis rasa cinta juga dimulai dengan kompetisi. Bagaimana tidak, karena pada saat malaikat cinta datang kepada kita dan menembakan panah cintanya. Yang ia tembak dengan panah tersebut bukanlah hanya diri kita seorang! Ia tak punya waktu untuk menembak satu-satu panah cintanya kepada tiap manusia dalam waktu yang berbeda.
Alhasil saat kita merasakan cinta kepada seseorang, kita akan menemukan bahwa:
Kita memiliki kompetitor, jikalau yang kita incar belum memiliki kekasih atau suami.Â
Kita memiliki musuh bebuyutan, jikalau yang kita incar sudah memiliki kekasih atau suami.Â
Kita memiliki keluarga kerajaan yang harus kita layani, bila keluarnya terlalu tinggi dari kemampuan kita.
Kita tak bisa merasakan cinta kepada sesuatu yang biasa, karena manusia sama layaknya naga hanya suka pada sesuatu yang unik dan bersinar.Â
"Dia mungkin permata dan bukan juga batu kali. Mungkin ia hanya tanah yang menempel pada pohon, selama ia berbeda kita akan lebih melihat mereka dibanding tanah yang telah kita injak dan tak pedulikan."
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H