Kolaborasi dengan Aktivis dan Komunitas: Kerja Sama untuk Pelestarian
Keberhasilan pelestarian ini juga tidak lepas dari kolaborasi dengan komunitas dan aktivis budaya lokal. Salah satu tokoh penting dalam inisiatif ini adalah Nuzuhul Ramadhona, atau Donna, yang merupakan penggiat budaya. Bersama Syaihul Azhari, SE, MM, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Lahat, Donna berperan aktif dalam mengembangkan strategi untuk memperkenalkan Aksara Ulu melalui kegiatan budaya serta teknologi digital.
Donna memimpin berbagai penelitian dan pengembangan desain aksara, memastikan keaslian serta penerapan Aksara Ulu yang tepat di berbagai media. "Ini adalah upaya kolektif, dan membutuhkan komitmen dari banyak pihak, mulai dari pemerintah hingga komunitas budaya," kata Donna. Lewat berbagai kegiatan sosialisasi dan acara budaya, mereka berhasil memfasilitasi pengenalan Aksara Ulu kepada masyarakat luas, membangun kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya.
Mengajak Masyarakat untuk Terlibat dalam Pelestarian Budaya
Disdikbud Lahat menyadari bahwa pelestarian Aksara Ulu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau komunitas budaya saja, tetapi juga membutuhkan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Dalam berbagai kegiatan sosialisasi, masyarakat Kabupaten Lahat diimbau untuk menggunakan dan mengenalkan Aksara Ulu di lingkungan masing-masing, baik di keluarga maupun komunitas.
Menurut Donna, upaya untuk melestarikan Aksara Ulu ini harus dilihat oleh masyarakat bukan hanya sebagai bagian dari sejarah masa lalu, tetapi juga sebagai kekayaan budaya yang membentuk identitas mereka. "Penting untuk menyadari bahwa Aksara Ulu adalah warisan yang masih hidup dan perlu dijaga serta diteruskan kepada generasi berikutnya," ungkap DonnaÂ
Inspirasi untuk Daerah Lain
Kabupaten Lahat berharap upaya mereka dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk turut melestarikan aksara dan budaya lokal yang ada di daerah masing-masing. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya dan kekayaan lokal yang berharga, dan menjaga warisan ini melalui inovasi dan kolaborasi adalah kunci untuk melestarikan budaya bagi generasi mendatang.
Dengan dukungan pemerintah, aktivis, dan seluruh lapisan masyarakat, Aksara Ulu kini mendapatkan tempatnya kembali sebagai simbol warisan budaya yang hidup di Sumatera Selatan. Inisiatif ini menunjukkan bahwa budaya tradisional tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H