Mohon tunggu...
Jessica Preicilla
Jessica Preicilla Mohon Tunggu... -

saya hanya mahasiswi yang menyampaikan pendapat dan pola pikir melalui tulisan :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sungguh, Aku Rindu Kamu

7 Maret 2013   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:09 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku lelah menanyakan padamu “apakah kamu masih sayang aku?” Karena kenyataannya makin membuat hatiku ragu. Bizzare love triangle mengalun lembut di gendang telingaku. Mengingatkanku pada sosok adam yang kini menjadi kekasihku. Lagu ini benar-benar membuatku semakin rindu dengannya.

Aku mengenalmu lewat suara lembutmu.
Aku mempercayaimu lewat perhatianmu.
Aku mencintaimu lewat tatapan tulusmu.
Hanya 3 hal itu yang membuat kamu begitu istimewa.
Dan karena 3 hal itu aku memilih kamu. Namun tiba-tiba sifatmu berubah 180derajat. Mungkin karena kesalahanku, mungkin karena perasaanku yang berlebihan, mungkin karena rasa rinduku yang begitu banyak, atau mungkin karena kamu tak benar-benar mencintaiku. Aku masih berharap kamu bukan lelaki di luar sana yang menjadikanku sebuah permainan apalagi “boneka barbie”.

I miss you, hanya itu yang perlu kamu tau. I believe you, hanya itu yang perlu kamu ingat. Always I love you together forever. Tolong jangan biarkan aku kecewa karenamu. Tolong jadikan airmata ini sebagai ungkapan kasih sayang kita, bukan ungkapan penyesalanku. Tolong jangan buat aku menyesal telah memilih kamu di banding beberapa orang yang dekat denganku.

I know, you Mr.Busy very very Busy. Namun apakah tidak bisa kamu meluangkan sedikit saja waktu untukku? Apakah rinduku ini terlalu mengganggumu? Apakah perasaanku ini terlalu lebih?
Aku tidak meminta semua waktumu untukku. Aku tidak membutuhkan semua hal yang kamu punya, seperti yang diinginkan perempuan materialistis. Aku tidak membutuhkan famousmu. Aku bukan seperti mereka. Aku menyanyangimu bukan karena kamu di duniamu. Tapi karena kamu yang berbeda.

Maaf jika aku sering membuatmu marah. Aku hanya sulit menunjukan maksudku. Tapi percayalah rasa ini tulus adanya. Aku pernah sangat percaya namun dikecewakan. Aku pernah sangat sayang namun diduakan. Selagi kita masih memiliki waktu bersama lebih lama, aku ingin mempergunakan sebaik-baiknya.

Jangan biarkan aku memelukmu dalam kebisuan. Jangan biarkan semua kebimbanganku membuat kita semakin renggang. Jangan biarkan rasa rindu dan sayang ini hilang dengan sendirinya. Jangan buat aku menyesal telah memilihmu. Tetaplah jadi orang yang patut aku pertahankan, jangan berubah sedikitpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun