Mohon tunggu...
Mas Ahmad Zain
Mas Ahmad Zain Mohon Tunggu... -

Mahasiswa tingkat super akhir, giat mencari yang kinyis2..dan dikala senggang ku menulis,\r\nmenulis ala kadarnya yang penting bisa dibaca.\r\n\r\nAHMAD ZAIN (calon Sarjana Psikologi)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Inzinkan Aku untuk Merindumu, Sayang

6 Oktober 2011   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:16 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_139871" align="aligncenter" width="450" caption="walau saat ini hanya bersifat siluet, aku akan tetep menunggu diri mu.             (sumber gambar: google)"][/caption]

Tertatih kini ku berjalan, seluruh persendian ini terasa berat. karena, tubuh ini terpasung dalam keceriaan masa lalu yang tak bernama. namun, ku paksakan untuk tetep berjalan mencari keberadaan sosok bidadari yang pernah singgah di dalam ruang keceriaan bersama ku dulu. berteman derai air mata ku terus menyusuri lorong-lorong kecil nan berdebu. ku terus menyusuri labirin ini, sebuah tempat yang belum pernah ku singgahi sebelumnya. walau sebenarnya jasad ini tidak mengetahui ujung pangkal sang labirin ini.

Ditengah menyusuri labirin yang sangat kecil nan berdebu ini, jasad ini berhenti sejenak disalah satu sudut. ku duduk lesu seraya menutupi wajah dengan telapak tangan ini. seraya berteriak didalam hati "apakah mungkin bila kini ku ingin menemui kembali". setelah sejenak diduduk terpaku, diri ini kembali menegakan tubuh yang sudah tidak berdaya ini. hanya dengan beralaskan sebuah keyakinan "aku dapat berbahagia dengan mu di atas pelaminan kelak", ku teruskan perjalanan mencari diri mu. dan ku yakin dapat bertemu dan berbahagia bersama mu suatu saat kelak.

Saat tubuh ini lunglai, lemah, dan hanya sedikit keyakinan dalam menyusuri labirin. Tuhan yang maha baik itu bantu mempercepat kesempatan ku untuk berinteraksi dengan sang bidadari impian. walaupun aku sadar saat ini aku masih ditengah-tengah pusara labirin yang entah dimana ujungnya.  kesempatan yang diberikan Tuhan tidak akan ku sia-siakan. walaupun hanya bersifat semu, ku akan maksimalkan untuk membujuk Tuhan agar aku dipertemukan oleh kamu. ditengah perjalanan di dunia nyataku, jasad ini menikmati interaksi yang diberi oleh Tuhan itu.  membuat aku terbuai, angan-angan ku ditumbuhi bunga-bunga yang sangat indah bersiluetkan wajahmu. walau ini hanya semu aku sangat menikmatinya. dan sesekali ku bunyikan nyanyian sumbang dengan maksud memberikan alarm kesungguhan ku kepada diri mu.

Ketika Tubuh ini sedang menikmati interaksi semu dengan sang bidadari awan hitam pun seketika menyelimuti sekitar lorong-lorong labirin sehingga menambah kesunyian, dan membuat aku bagaikan hidup di dimensi lain yang tak tersentuh kehidupan...

Awan hitam itu seketika menghampiri jasad ini, ketika ku mendapat kabar sang bidadari saat ini sedang bersama sosok lain yang entah dari mana asal nya. rasanya ingin berteriak membelah bumi, mencabut matahari dari poros nya, ataupun membanting rembulan yang sudah tak bersahabat dengan jasad yang sudah lunglai ini. sontak aku tak dapat menahan derai airmata yang semakin deras, ditambah rasa bingung menyelimuti tiap sudut di dalam sebongkah asmara ku. dalam fikir ku menjadi bertanya "ya Tuhan apakah harus ku teruskan perjalanan ini". sedangkan hati ku tetap mengibarkan panji-panji keyakinan bila jasad ini dapat bersanding dengan sang bidadari suatu saat kelak.

Akhirnya tubuh ini tetapkan untuk terus berjalan menyusuri labirin ditambah gelap nan pekatnya suasana disekitar nya. tubuh yang telah lunglai, lemah ini tertatih berjalan dan kali ini disertai fikiran dan hati nya yang kerap berkelahi. tertunduk lesu ku tertatih, walau angan-angan ini tetap optimis jasad ini dapat menemukan sosok bidadari itu. sesekali jasad ini menyesali dengan datangnya awan hitam itu. seandainya awan hitam itu tidak datang, pasti sudah ku berikan semua kepada sang impian. namun, apa daya kini semua sudah terjadi. seraya tertatih menyusuri lorong-lorong labirin nan gelap pekat ini, ku kepada Tuhan yang maha baik seluruh nafas-nafas kerinduan ku kepada mu. seraya berharap kamu

IZINKAN AKU UNTUK MERINDU MU, SAYANG...

dan sedikit bergumam dalam hati, LIHATLAH AKU WALAU SEKEDIPAN MATA MU ITU..

**AHMAD ZAIN**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun