Mohon tunggu...
Zaenal AM.Syahrir
Zaenal AM.Syahrir Mohon Tunggu... -

Belajar Menulis dan Menulis Apa Adanya. Saat ini sedang mengelola Portal bernama Jejak Sulawesi.Com, Portal Pertama di Indonesia yang Menelusuri jejak Sejarah, Tokoh dan Potensi Sulawesi.Jika Anda tak Keberatan Sudilah Kunjungi : www.jejaksulawesi.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Saatnya Instansi di Bulukumba Terapkan Eco Office

6 September 2011   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:12 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

TARGET besar yang diusung pemerintah Kab. Bulukumba untuk meraih lambang supremasi tertinggi di bidang pengelolaan lingkungan hidup perkotaan akhirnya tercapai tahun ini. Bulukumba ditetapkan sebagai salah satu kota kecil peraih piagam adipura.Prestasi yang masih berada satu tingkat dibawah piala adipura. Meski belakangan dipersoalkan karena sampah yang menjadi salah satu item penilaian kembali menghiasai kota yang bergelar Bumi Panrita Lopi ini.

Dibandingkan daerah lainnya di Sulsel, Bulukumba lamban merespon program Mandatory ini. Bandingkan dengan Palopo yang baru beberapa tahun ‘pisah ranjang’ dengan kabupaten induknya, Luwu, telah beberapa kali menyabet adipura. Tercatat sejak 2003 hingga sekarang Palopo berhasil meraih adipura.

Suatu ketika saya berdialog dengan Walikota Palopo, HPA. Tenriadjeng, salah satu kunci sukses meraih adipura adalah keteladanan. “Sebagai Walikota, tidak boleh lagi bersandar di belakang meja, tetapi harus turun bersama masyarakat, bahu membahu, tujuannya bukan apa-apa, untuk memberikan keteladanan, ” katanya.

Tapi menurut hemat penulis, langkah itu tidaklah cukup. Pimpinan SKPD dan lembaga lainnya pun harus melakukan hal yang sama diikuti oleh bawahannya. Langkah ini mestinya dimulai di lingkungan kantor. Budaya lingkungan bersih, sehat, aman, dan teduh harus dimulai dari kantor.

Saya terkesima ketika saya berkunjung di PPLH Regional Sumapapua. Saat memasuki kantor, dari area parkirnya terlihat ditutupi kanopi dari tumbuhan merambat, bukan atap seng atau asbes yang berpotensi menimbulkan panas dan efek rumah kaca. Tamannya ditumbuhi tanaman obat atau apotik hidup. Tempat sampah dibuat dua jenis, sampah kering dan sampah basah.

Pegawai diharuskan menggunakan kertas dua sisi untuk menghemat penggunaan kertas. Penggunaan air dan listrik seminimal mungkin hingga alat makan untuk pertemuan kantor diganti dari karton (sekali pakai) menjadi piring plastik yang dapat dicuci dan dipakai lagi. Demikian pemandangan yang terlihat di kantor itu. Memang, sejak 2006 kantor ini telah menerapkan “kantor berwawasan lingkungan” atau disebut Eco Office.

Program Eco Office ini penting, sebab separuh waktu pegawai banyak dihabiskan di kantor, banyak menggunakan energi listrik dan air, menghasilkan sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup. Program ini sangat tepat diterapkan di beberapa kantor di Kab. Bulukumba. Mulai dari kantor Bupati sebagai pusat administrasi hingga kantor lainnya.

Terhadap pribadi, pola ini akan membentuk karakter pribadi yang cinta kebersihan dan kesehatan. Sehingga lahirlah pribadi bersih dan sehat. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, akan tercipta lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan tingkat produktivitas kerja yang tinggi.Hal inilah yang membuat perlunya untuk segera menerapkan konsep Eco Office di setiap kantor. Apatah lagi Bupati mengusung obsesi besar meraih piala adipura bukan lagi piagam adipura. Layak dinanti... !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun