“Tentang apa?” ia menenggelamkan Risti dalam pelukan.
“Maukah kau membuat lagi gelang yang baru?”
Perlahan Yanto melepas dekapannya. Kedua tangannya menelusuri bahu, lengan hingga ke pergelangan Risti.
“Ke mana gelangmu?”
“Masa lalu memang harus dikubur!”
“Lalu?”
Melihat kejanggalan meresapi raut muka Yanto, Risti tersenyum sambil mengusapi perutnya. Seketika, terpancarlah kebahagiaan dalam rona mentari yang tenggelam.
***
~hers,10216
wakwaw
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H