Mohon tunggu...
Herlambang Wibowo
Herlambang Wibowo Mohon Tunggu... wiraswasta -

rumit mit mit mit tim tim tim timur -umit mit mit mit tim tim tim timu- __mit mit mit mit tim tim tim tim__ confused between what is and ain't __mit mit mit mit tim tim tim tim__ -umit mit mit mit tim tim tim timu- rumit mit mit mit tim tim tim timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gelang Manik Merah Saga

6 Mei 2016   14:09 Diperbarui: 6 Mei 2016   19:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pelukis, lanskap dan lekuk pegunungan yang berjejer di matanya adalah mahakarya. Binar mata Risti, benar-benar tersihir oleh panorama yang membuatnya takjub. Sesekali, ia mengusap kaca jendela kereta yang rabun tersebab uap napasnya. Ia tak rela jika pandangannya menjadi kabur. Benarlah kiranya ungkapan yang menyebutkan bahwa bahagia itu sederhana.

“Lihatlah!” telunjuknya mengarah ke jalan panjang yang baru saja dilintasi.

“Kenapa?” Yanto menyahut.

Nada lelaki itu memang biasa, namun kerut di keningnya menunjukkan ada yang tak biasa dari tanggapan tersebut. Ia memang tak tahu tapi ingin mencari tahu, apa yang sedang melintas di pikiran perempuan di sampingnya itu.

“Ahh! Kau melewatinya!”

“Apanya yang terlewat? Memang kenapa?”

Perempuan bergelang manik merah saga  itu, lantas bercerita tentang isi lukisan alam anak TK atau SD. Punggungan gunung, sawah, mentari, awan, burung, rumah tua dan tentu saja jalan berliku yang berujung di kaki gunung. Lukisan yang juga berkaitan dengan impiannya. Ia kemudian menempatkan jalan yang dilihatnya itu pada lukisan yang sedang diceritakannya.

“Mirip bukan?”

“Apanya? Biasa saja!”

“Aku semakin percaya! Gambaran anak-anak yang seragam itu, memang diturunkan langsung oleh Tuhan.”

“Maksudmu, seperti wahyu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun