ibu 2: "ya emang gitukan dari dulu.. dia kan kerja nya cuma curhat, jalan-jalan keluar negeri, paling kalau lagi disini, cuma kalau partainya lagi dirundung kasus korupsi"
ibu 4: "saya kalau kaya macam gini, jadi nyesel pilih dia sama partainya pas pemilu"
ibu 5: "ya bener tuh, pas rakyat lagi kesusahan macam harga bawang dan kebutuhan naik, dia diem aja ya.........................."
Sungguh menyesal karena Belum dapat mendengarkan ibu-ibu itu ngobrol hingga selesai, aku sudah harus turun dari angkutan itu. tapi kalau di ingat-ingat oborolan itu, sangat menyakitkan sekali. karena aku juga menduga jeritan macam itu juga dirasakan oleh ibu aku, dan ibu-ibu diseluruh Indonesia.
Coba kita lihat saja apabila jeritan itu datang dari partai Demokrat presiden SBY langsung turun tangan dan membuat berbagai rapat di kediamannya bahkan hingga tengga malam. atau yang terbaru bagaimana sosok presiden memanggil sejumlah purnawirawan TNI ke Istana, sehingga menghasilkan berbagai persepsi di publik. sedangkan apabila jeritan itu datang dari rakyat, pak presiden tak pernah langsung tanggap turun tangan, jangankan membuat rapat hingga tengah malam yang diliput media, mengeluarkan pernyataan resmi saja juga tidak tampak. bila melihat dan memperbandingkan kenyataan seperti ini, sangat sah bila kita mempertanyakan, presiden SBY itu milik siapa??? (milik keluarga, partai, atau rakyat yang sudah mengamanahinya amanah besar sebagai Presiden RI)
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H