Stephen R Covey dalam penelitian yang ditulisnya di buku "Principle Centered Leadership" menceritakan bahwa ia menemukan para manager tingkat menengah di banyak perusahaan sulit untuk dimotivasi untuk melakukan kerja-kerja pelayanan lebih untuk perusahaaan. Sedangkan, sejatinya tugas Covey adalah memotivasi dan menggerakkan mereka. Lalu apa yang dilakukannya?
Sebagai pendidik sekaligus juga pebisnis, dia kembali mengajak para manager ini melakukan pelatihan tingkat dasar. Kembali dibangun kesadaran pada manager dari hal-hal dasar, misalnya kedisiplinan, kepedulian pada lingkungan kerja dan tugas lainnya. Setelah itu Covey baru masuk ke tahapan pendidikan selanjutnya.
Pendidikan adalah jalan panjang, tidak bisa instan. Jika kita menemukan kegagalan, bukanlah hal yang memalukan untuk memulainya kembali dari awal. Ini juga yang saya lihat berlangsung di sekolah saya Haifa Montessori Islamic School di Kota Serang Bante.
"Tahapan harus benar", ini adalah sebuah prinsip. Jika siswa menemui kesulitan, direktris harus kembali mempelajari hasil observasinya. Apakah ada tahapan yang terlewat, apakah ada tahapan yang sulit dilalui siswa? Jika salah, perbaiki, ulangi. Baru masuk pada tahapan selanjutnya.
Jika kita temui anak kesulitan saat di diarea bahasa Montessori, dengan berbagai kendala yang ditemukan anak, direktiris harus melihat kembali pada tahapan anak di area Practical Life dan Senorial nya. Perbaiki dan Ulangi. Itulah salah satu dari urgensi observasi harian siswa.
Hidup ini adalah pendidikan, juga rangkaian pembelajaran. Jika gagal perbaiki dan ulangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H