Mohon tunggu...
Irsan Husain
Irsan Husain Mohon Tunggu... Editor - Jejak Jemari Institute (Lembaga Training dan Manajemen Sekolah)

Direktur Jejak Jemari Institute (Lembaga Training dan Manajemen Sekolah) Pembina Yayasan Haifa Montessori Indonesia, Organizer di LEADS (Labor Education And Development Syndicate)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesalahan adalah Proses Pembelajaran bagi Anak

10 September 2021   15:59 Diperbarui: 10 September 2021   16:07 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melakukan kesalahan adalah manusiawi. Begitu juga dengan anak-anak. Pengalaman masa kecil dipenuhi dengan kesalahan kecil, seperti menumpahkan air atau menjatuhkan makanan, memecahkan gelas.

Pendekatan Montessori menghargai kebebasan anak-anak untuk membuat -- dan memperbaiki -- kesalahan mereka sendiri. Proses ini disebut "kontrol kesalahan," dan itu dibangun ke dalam semua pembelajaran Montessori.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara sekolah tradisional dan sekolah Montessori dalam hal bagaimana kesalahan ditangani di dalam kelas. Sekolah Montessori :

  • Menghargai kesempurnaan bukanlah pendekatan terbaik.
  • Kesalahan dipandang sebagai bagian dari proses pembelajaran.
  • Panduan Montessori sering menggunakan kesalahan mereka sendiri sebagai momen belajar di kelas sehingga anak-anak dapat melihat bahwa orang dewasa pun tidak sempurna.
  • Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak mengenali dan menyelesaikan kesalahan mereka sendiri.

Ketika siswa membuat kesalahan, alih-alih meninggikan suara atau memarahi mereka, direktris (Guru Montessori) menggunakan momen ini sebagai pembelajaran. Mereka mengidentifikasi kesalahan dan kemudian menyelesaikannya dengan siswa. Misalnya, seorang direktris mungkin berkata, "Sepertinya kamu menumpahkan air ke lantai. Mari kita bersihkan bersama-sama."

Anak-anak yang terus-menerus dikoreksi di kelas yang lebih tradisional (bukan sekolah Montessori) kemungkinan besar mereka akan merasa takut untuk berbicara atau mencoba hal-hal baru. Seorang anak yang belajar minum dari cangkir dan memiringkan cangkir terlalu jauh, menumpahkan air ke tubuhnya dan membasahi baju nya, akan segera mengetahui kesalahannya.

Tidak perlu menunjukkannya kepada anak; dia bisa merasakan air yang dia tumpahkan. Demikian pula, jika seorang anak salah mengucapkan kata, guru hanya akan mengucapkan kata dengan benar. Anak akan mendengar kesalahannya dan belajar dari hal itu.

Anda tertarik belajar Montessori. Ikuti training-training kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun