Mohon tunggu...
Jejak Hujan
Jejak Hujan Mohon Tunggu... Lainnya - Jadilah bermanfaat lewat tulisan

Berharap bisa mengelilingi Indonesia lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Putu Tongka, Jajanan Tradisional Digemari Segala Usia

16 Desember 2021   23:09 Diperbarui: 16 Desember 2021   23:11 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putu Tongka (sumber gambar : IG. @riolo.ku)

Satu lagi makanan tradisional khas Sulawesi Selatan yang masih bertahan hingga kini. Meski kehadirannya kian tersisih oleh panganan jaman milenial, tetapi peminatnya tak pernah sepi.
Terbukti, penjajak kue yang berlokasi di pasar tradisional ini selalu ramai diserbu pembeli.

Putu Tongka seperti halnya kue putu pada umumnya yang dimatangkan dengan cara dikukus. Yang jadi pembeda, adonan dasarnya yang terbuat dari tepung beras ketan. Diberi sedikit garam kemudian diuleni menjadi butiran. Dicetak menggunakan bambu kecil setinggi tak lebih dari 8 cm. Kemudian dibalur parutan kelapa dan dibungkus daun pisang rasanya ah sudah pasti mantap.  Satu lagi yang jadi ciri khas kue putu ini adalah penyajiannya.

Jika pada umumnya kue putu bercita rasa  manis gurih, putu tongka justru disajikan bersama sambal yang kian menambah kelezatannya. Cita rasa gurih kelapa, kenyal adonan dikawinkan dengan rasa pedas jadi berasa pengen ngiklan gak sih? Sebungkus kurang dua bungkus kekenyangan, wkwkwk. Terlebih disantap selagi hangat di pagi hari jadi teringat kampung halaman. Beda hal bila dinikmati anak-anak. Putu tongka biasanya diberi sedikit taburan gula pasir agar bercita rasa manis tentu saja. 


Dulu, jika ingin menikmati  kue tradisional ini harus sabar tingkat tinggi. Sebab proses panjang pembuatan tepung ketan itu sendiri. Beras ketan terlebih dulu dicuci bersih kemudian direndam semalaman agar mudah saat ditumbuk. Jangan berpikir tentang blender dan sebangsanya nanti kamu kecewa. Karena, kamu harus menguras keringat hingga otot untuk menghasilkan tepung yang siap untuk diolah. Kata emak, beras ketan yang sudah halus bisa langsung diuleni atau dijemur terlebih dulu untuk menghindari aroma basi.

Kalau sekarang lebih mudah lagi. Tinggal beli tepung bungkusan, campurkan air dan beri garam. Dan, walla tak sampai sejam putu tongka siap dinikmati. Atau mau yang lebih praktis lagi? Tinggal cus ke pasar tradisional, kalau beruntung kamu bisa menikmati jajanan lezat ini langsung tanpa keringat dan otot mencuat.

Selain mengenyangkan, putu tongka juga murah meriah. Cukup membayar lima ribu rupiah untuk tiap bungkusnya. Kamu sudah dapat 4 buah putu hangat bersama sambal cocolnya. Murah banget gak sih? Jadi gak heran sebaskom adonan bisa habis gak lebih dari dua jam.  Jadi yah, siapa cepat dia dapat. Siapa lambat dia gigit jari dong kan putunya udah habis.

Indonesia, negeri yang tak hanya kaya alamnya juga masakan tradisionalnya. Tersaji dalam kesederhanaan tetapi kaya cita rasa. Seperti putu tongka yang mulai langka.  Meski tak lagi jadi makanan hits bukan berarti  putu tongka sepi peminat. Tak hanya orang tua tetapi juga digemari segala usia. Yuk, lestarikan masakan tradisional. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun