Namanya nunggu ternyata sama saja membosankan. Apalagi di tempat asing gini. Celingukan sana-sini juga ga ada yang dikenal. Nih ceritanya saya lagi di KLIA nungguin temen dari Jakarta. Jalan-jalan keliling bandara apa yang mau diliat. Nongkraong ngopi sudah juga. Ahh ya udah mending melototin gambar peta live di dekat pintu kedatangan.
Di sebelah peta dunia yang berputar itu ada jadwal kedatangan pesawat. Lion Air dijadwalkan tiba mendarat jam 1 pagi molor 1 jam dari seharusnya. Okelah mau gimana lagi. Pertanyaannya apa bener penumpangnya keluar lewat pintu ini. Gimana kalau pintunya banyak. Nah masalah. Harus dicegah sebelum terlambat. Kebetulan lagi ada yang berdiri di sebelah ngeliatin peta juga.
"Ini satu-satunya pintu keluar, betul?" Saya pake Bahasa Indonesia saja. Saya orang Indonesia dan bangga berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Alasan lain sih karena saya yakin orang yang saya tanya adalah orang Malaysia. Pasti ngertilah bahasa Indonesia.
"Benar. Inilah. Nunggu pesawat dari Jakarta juga?". Nah bisa. Biar logat berbeda tapi sama-sama ngerti lah.
"Saya juga lagi tunggu keluarga dari Jakarta".
"Loh orang Malaysia atau Indonesia?"
"Saya orang Malaysia".
Gue sedikit bingung orang Malaysia tapi keluarganya di Jakarta. Agak aneh. Kalo sebaliknya lumayan mungkin. "Lah kok keluarga ada di Jakarta?".
"Iya kakek saya orang Bandung. Masih banyak keluarga di Jakarta".
Oh gitu. "Pernah ke Indonesia?"
"Pernah beberapa kali ke Bandung. Ke Jakarta juga pernah sekali".