Sudah setahun ini kita hidup dibayang-bayangi oleh keberadan virus Covid-19. Keberadaannya mengubah kehidupan kita, rencana-rencana yang tertunda, ekonomi yang mulai tidak menentu. Banyak keluarga terpaksa mengubah standar hidupnya. Banyak keluarga yang kehilangan matapencaharian dan angka-angka kematian akibat virus korona kian bertambah.Â
Dulu virus ini yang dianggap entah dimana jauh nun jauh disana, justru sudah ada sekeliling kita. Bahkan mungkin ada diantara keluarga kita yang telah menjadi korban virus ini. Ada yang sembuh, ada yang sembuh dengan perjuangan, ada yang harus meninggal.Â
Namun dari sekian banyak akibat-akibat yang ditimbulkan dari munculnya virus korona ini. Satu yang membuat kita merasa terpukul, kesedihan yang begitu mendalam. Kita telah banyak kehilangan tokoh-tokoh panutan ahli-ahli ilmu, para Ulama Kiyai, yang beritanya tiap hari muncul dilini media sosial.Â
Padahal untuk memunculkan kembali orang-oang hebat yang ahli tidak muncul tiba-tiba ada proses panjang. Rasulullah Saw. pernah bersabda: "mautul 'alim mautul alam" yang artinya kematian ulama adalah kematian alam. Hadits tersebut menunjukkan bahwa ulama dan para ahli adalah sosok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa mereka terseok-seoklah manusia, tanpa para Ulama dan para ahli kepada siapa lagi kita akan menyandarkan ilmu kita, kepada siapa lagi kita mencari Ilmu. Padahal Ilmu adalah jalan menuju keselamatan.Â
Kita semua bersepakat, bahwa tahun ini adalah tahun kepiluan tahun duka cita. Sejarah akan mencatatnya kelak sebagai tahun kelam. Semoga akan muncul pewaris-pewaris ilmu yang mumpuni untuk melanjutkan estafet mereka yang telah mendahului kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H