Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makin Panjang Jenggot Makin "Goblog"?

25 Oktober 2017   20:14 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:17 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jenggot yang sering tumbuh di jangut pria dewasa memang memiliki makna sendiri, ada yang menganggapnya daya tarik, kepercayaan, sunnah Nabi (dalam ajalaran Islam) tetapi tidak sedikit pula yang selalu mencukurnya.

Dalam Islam memelihara jenggot memang disunahkan, banyak literatur yang menjelaskan itu. Banyak sekali ulama-ulama kiyai yang memang tumbuh jenggot lalu memeliharanya hingga tumbuh memanjang, tidak diragukan bagaimana keilmuan mereka tentang Islam.  

sempat heboh pirhal jenggot yang dilontarkan oleh Seorang Kiyai yang menjadi kontroversi. kejaidan itu sudah cukup lama, baru-baru ini kembali menyeruak kembali viral lagi. Salah seorang tokoh publik (bupati) membahasnya lagi terlebih-lebih di depan umum dan dihadapan para santri yang beberapa lalu sedang merayakan Hari Santri Nasional. 

lalu yang jadi pertanyaan benarkah semakin panjang jenggotnya, akan membuat orang semakin goblog?

bila kita hanya melihat hal itu  secara harfiah, maka kita akan berkesimpulan seperti itu, makin panjang jenggot makin goblogk (bodoh) terkesan negatif dan cendrung melecehkan ulama-ulama yang sudah berjengot lebih-lebih melecehkan agama Islam dimana memanjangkan Jenggot adalah bagian sunnah Nabi. Tetapi apa bila kita melihat makna itu lebih jauh lagi, maka benar orang yang semakin panjang jenggotnya ia akan merasa semakin bodoh. 

Kita bisa lihat, dimana para Ilmuan jaman dahulu dan para ulama kebanyakan mereka berjengot lebat dan panjang, ketawaduan mereka dalam menggali Ilmu sangat luar biasa, tidak bisa ditandingi di zaman ini. mereka penemu gagasan-gagasan awal yang berpengaruh pada peradaban hari ini, kitab-kitab yang mereka tulis berjilid-jilid dan kesmuanya masih digunakan untuk pedoman sampai hari ini. 

Mereka selalu haus akan Ilmu, mereka menggali ilmu dari guru satu ke guru yang lain bertahun-tahun lamanya bahkan Usianya habis untuk mempelajari ilmu. Semakin mereka menggali satu ilmu maka ia akan terus merasa kekurangan dan merasa masih bodoh belum ada apa-apanya karena ilmu Allah memang sangat luas. 

jenggot adalah sunnah Nabi, salah satu identitas Islam karena ulama paham itu maka mereka pun berjenggot dan mereka sangat tawaduk terhadap ilmu, karena selain mereka mengamalkan jenggot mereka juga memahami hadits nabi yang lainnya seperti "tuntutlah ilmu dari buaiyan sampai ke liang lahat" menunjukan bagaimana ilmu itu memang harus selalu digali dan di cari.

bagi orang sombong ia akan merasa berpuas diri dengan ilmu yang mereka dapat, tetapi tidak bagi mereka yang sangat memahami hadits itu ia akan terus menggali dan menggali, akan terus merasa kekurangan (bodoh). Meskipun keilmuannya dimata manusia lainnya sudah sangat luar biasa tetapi bagi mereka sendiri ia masih belum mempunyai apa-apa. sungguh mulia dan tawaduk mereka terhadap ilmu Alloh yang begitu luasnya.

bagaimanapun Jenggot bagian dari hal yang disunahkan oleh Nabi tetapi yang lebih penting bagaimana dengan berjenggot akhlak dan perilaku juga harus selaras dengan apa yang di contohkan Nabi dan apa yang menjadi misi Nabi di muka bumi ini, maka itulah yang lebih penting.

jadi semakin pajang jenggot semakin merasa goblok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun